Senin, 27 April 2020

Awal Pekan, Rupiah Keok di Tengah Penguatan Mata Uang Asia


PT KP Press - Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp15.455 per dolar AS pada pembukaan perdagangan pasar spot Senin (27/4). Posisi ini melemah 55 poin atau 0,36 persen dari Rp15.400 per dolar AS pada perdagangan sebelumnya.

Pelemahan mata uang Garuda berbanding terbalik dengan pergerakan mata uang di Asia yang berada di zona hijau. Tercatat, won Korea Selatan menguat 0,32 persen, baht Thailand 0,02 persen, dan dolar Singapura 0,16 persen.

Begitu pula dengan yuan China yang menguat 0,11 persen, ringgit Malaysia 0,11 persen, peso Filipina 0,12 persen. Sementara, yen Jepang minus 0,02 persen dan dolar Hong Kong bergerak stagnan.

Hal yang sama terjadi hampir di semua mata uang utama negara maju. Dolar Australia terpantau menguat 0,99 persen, euro Eropa 0,03 persen, dolar Kanada 0,27 persen, poundsterling Inggris 0,19 persen.

Analis Lukman Leong memproyeksi nilai tukar rupiah tak jauh-jauh dari Rp15 ribu per dolar AS. Mata uang Garuda diyakini tetap stabil ditopang oleh berbagai upaya Bank Indonesia (BI).

"Saya kira rupiah masih bergerak di area Rp15 ribu per dolar AS. BI akan menjaga stabilitas rupiah," ucap Lukman.

Menurutnya, perkembangan virus corona di global tak terlalu mempengaruhi pergerakan rupiah. Hari ini, Lukman memprediksi rupiah bergerak dalam rentang Rp15.400-Rp15.600 per dolar AS.

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan pihaknya telah menggunakan cadangan devisa (cadev) sebesar US$7 miliar pada Maret 2020 untuk menstabilkan nilai tukar rupiah yang sempat tertekan hebat akibat penyebaran virus corona. Maklum, rupiah pada bulan lalu sempat menyentuh Rp16.500 per dolar Amerika Serikat (AS).

"Cadev kami akui menurun untuk sebesar US$2 miliar bayar utang pemerintah yang jatuh tempo lalu US$7 miliar untuk stabilisasi rupiah," ucap Perry. - PT KP Press

Jumat, 24 April 2020

Begini Mekanisme Pengembalian Tiket Pesawat di Permenhub Larangan Mudik 2020


Kontak Perkasa Futures - Pesawat komersial dan carter dilarang terbang di Indonesia sebagai imbas dari larangan mudik akibat pandemi virus Corona. Pemilik tiket pesawat bisa mendapatkan uangnya kembali 100 persen.
Hal itu diatur dalam Permenhub Nomor 25 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Selama Masa Mudik Idul Fitri Tahun 1441 Hijriah dalam Rangka Pencegahan Penyebaran COVID-19. Peraturan itu diteken Menhub Ad Interim, Luhut B Pandjaitan.

"Badan usaha angkutan udara wajib mengembalikan biaya tiket secara penuh atau 100% (seratus persen) kepada calon penumpang yang telah membeli tiket yang untuk perjalanan pada tanggal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1," demikian bunyi pasal 23.

Mekanisme pengembalian tiket pesawat dijabarkan lagi di Pasal 24. Badan usaha angkutan udara dapat melakukan reschedule, reroute, kompensasi poin, hingga pemberian voucher tiket.

Berikut isi Pasal 24:

(1) Badan usaha angkutan udara dalam mengembalikan biaya tiket angkutan udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. melakukan penjadwalan ulang (re-schedule) bagi calon penumpang yang telah memiliki tiket dengan tanpa dikenakan biaya;

b. melakukan perubahan rute penerbangan (re-route) bagi calon penumpang yang telah memiliki tiket tanpa dikenakan biaya dalam hal rute pada tiket tidak bertujuan keluar dan/atau masuk wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2;

c. mengkompensasikan besaran nilai biaya jasa angkutan udara menjadi perolehan poin dalam keanggotaan badan usaha angkutan udara yang dapat digunakan untuk membeli produk yang ditawarkan oleh badan usaha angkutan udara; atau

d. memberikan kupon tiket (voucher ticket) sebesa nilai biaya jasa angkutan udara (tiket) yang dibeli oleh penumpang dapat digunakan untuk membeli kembali tiket untuk penerbangan lainnya dan berlaku paling singkat 1 (satu) tahun serta dapat diperpanjang paling banyak 1 (satu) kali. - Kontak Perkasa Futures

Sumber : detik.com

Kamis, 23 April 2020

Satu Pasien Virus Corona Alami 'Gastro Coronavirus', Apa Itu?


PT Kontak Perkasa - Saat seseorang terinfeksi virus Corona COVID-19, biasanya muncul dengan gejala seperti demam, batuk, dan sesak napas. Tetapi, ada satu pasien mengalami gejala yang jarang dirasakan pasien COVID-19 dan menyerang sistem pencernaan atau disebut sebagai 'gastro coronavirus'.
Pasien COVID-19 tersebut, Dr Fern Riddell, merasakan gejala seperti orang keracunan makanan. Sejarawan sekaligus penulis asal Inggris ini menghabiskan waktu selama 30 hari untuk melawan virus dengan rasa sakit yang menyakitkan di perutnya.

"Halo, saya sedang menjalani pengobatan virus Corona di rumah sakit, dan selama 26 hari terakhir ini menjadi yang paling menyakitkan dalam hidup saya," tulisnya dalam Twitter.

Awalnya, ia merasa sangat beruntung karena tidak memiliki gejala umum virus Corona pada pernapasannya. Tapi, gejala yang dialaminya sangat mengganggu di bagian perut terutama lambung. Namun, selama 10 hari terakhir, kondisi kesehatannya semakin menurun.

"Rasanya seperti keracunan. Seluruh tubuhku bergetar, sakit, mengalami dehidrasi serius (diatasi dengan 6 liter air sehari yang ditambah dengan oralit), mual yang luar biasa, diare parah, dan kelelahan," jelasnya.

"Sampai beberapa hari terakhir, saya terhidrasi dengan baik dan tidak perlu minum obat-obatan lain lagi. Tapi, saya masih mengalami masalah perut dan sudah berjalan selama 23 hari setelah pertama rasa ini muncul," imbuh Dr Riddell.

Menurut studi yang diterbitkan dalam American Journal of Gastroenterology, gejala gastro coronavirus ini muncul sebelum gejala lain seperti demam dan batuk. Penelitian ini juga mengatakan bahwa pasien yang memiliki gejala pencernaan tersebut, seperti diare memiliki risiko kematian lebih tinggi. - PT Kontak Perkasa

Sumber : detik.com

Rabu, 22 April 2020

Kim Jong Un Dikabarkan Sakit Keras, Trump: Saya Harap Dia Baik-baik Saja


PT Kontak Perkasa Futures - Presiden Amerika Serikat Donald Trump berharap pemimpin Korea Utara Kim Jong Un baik-baik saja usai dikabarkan dalam kondisi bahaya setelah menjalani operasi.
"Saya cuma bisa mengatakan ini: saya berharap dia baik-baik saja," kata Trump kepada para wartawan di Gedung Putih, seraya menekankan "hubungan baik" antara dirinya dan pemimpin Korut itu.

"Saya hanya berharap dia baik-baik saja," tuturnya seraya menambahkan bahwa dirinya mungkin akan menghubungi Kim untuk mengetahui bagaimana kondisinya.

"Jika dia dalam kondisi seperti yang dikatakan oleh laporan tersebut, yang disebutkan oleh berita itu, itu adalah kondisi yang sangat serius," imbuh Trump, Rabu (22/4/2020).

Trump menolak mengatakan apakah dia memiliki informasi langsung mengenai kondisi kesehatan Kim. Trump menyebut bahwa dirinya cuma mendengar informasi soal Kim lewat pemberitaan media.

"Saya tidak tahu apakah laporan itu benar," ujarnya.

Trump menyampaikan hal tersebut di tengah munculnya pemberitaan mengenai Kim yang dilaporkan dalam kondisi bahaya usai menjalani operasi.

Informasi ini mencuat di tengah spekulasi yang beredar soal kondisi kesehatan Kim setelah dia absen dari acara peringatan hari kelahiran kakeknya, Kim Il Sung, pada 15 April lalu -- yang merupakan hari libur paling penting di Korut. Empat hari sebelumnya, dia terpantau menghadiri sebuah rapat pemerintahan Korut.
Selasa (21/4/2020), seorang pejabat Amerika Serikat (AS) yang memahami isu ini menyatakan otoritas AS sedang memantau informasi intelijen yang menyebut kondisi Kim Jong-Un dalam bahaya besar usai sebuah operasi.

Namun pemerintah Korea Selatan (Korsel) membantah laporan tersebut. Juru bicara kepresidenan Korsel juga menyatakan bahwa tak ada aktivitas khusus yang terdeteksi di Korut saat ini. - PT Kontak Perkasa Futures

Sumber : detik.com

Selasa, 21 April 2020

Tenaga Medis Hadang Pengunjuk Rasa yang Protes Soal Lockdown


PT KP Press - Tenaga medis di Colorado, Amerika Serikat, 'bentrok' dengan pengunjuk rasa yang berdemonstrasi pada Minggu (19/4/2020) lalu yang menuntut pencabutan lockdown dan tinggal di rumah. Beredar juga video viral yang memperlihatkan seorang perawat berdiri di depan mobil wanita rasis yang melakukan protes.
"Pergi ke China jika Anda menginginkan komunisme," teriak wanita tersebut dengan mengenakan kaus bendera Amerika sambil memegang tanda bertuliskan 'land free'.

Perawat itu hanyalah satu dari sekian orang yang mencoba menahan para protestan untuk berunjuk rasa di Colorado, di mana 400 orang lebih sudah meninggal karena virus corona. Alexis, seorang perawat menyebut bahwa aksi ini adalah sebuah tamparan keras bagi pekerja medis.

"Saya tidak berpikir banyak orang menikmati ini (lockdown). Tapi bukan itu intinya," tuturnya.

Protes yang terjadi di Colorado berlangsung sekitar 4 jam. Mereka yang berunjuk rasa menuntut pemerintah untuk mencabut larangan bepergian dan tetap tinggal di rumah.

"Kematian adalah bagian dari kehidupan, dan inilah saatnya untuk mulai hidup lagi," ujar salah satu pengunjuk rasa, Mary Conley.

Protes itu adalah bagian dari gelombang demonstrasi menentang perintah lockdown di seluruh penjuru Amerika Serikat. - PT KP Press

Sumber : detik.com

Senin, 20 April 2020

Polusi Drop, Bumi yang Membaik di Tengah Pandemi Corona


Kontak Perkasa Futures - Pandemi virus Corona memaksa manusia menurunkan beragam aktivitasnya nyaris di seluruh dunia. Ini memberi dampak positif pada planet bumi yang menunjukkan tanda-tanda membaik.

Banyak negara di dunia menerapkan lockdown untuk meredam penularan virus corona. Awal April ini euronews melaporkan kalau setidaknya ada 3,9 miliar manusia di dunia saat ini (nyaris separuh populasi) menjalani lockdown akibat COVID-19.

Virus corona membuat manusia tak lagi bisa melakukan aktivitas seperti sebelumnya. Jutaan kendaraan di dunia terparkir dan ribuan pabrik berhenti beroperasi. Ini membuat polusi mengalami penurunan untuk kali pertama dalam beberapa dekade terakhir. Disadari atau tidak, kondisi alam planet bumi kini membaik.

Pada beberapa pekan awal virus Corona merebak di China, muncul citra satelit yang menggambarkan bagaimana tingkat polusi udara di Wuhan dan beberapa kota negara tersebut mengalami penurunan signifikan.

Foto ini adalah hasil jepretan NASA yang menggambarkan menurunnya tingkat polusi di China pada dua bulan pertama 2020. Salah satu yang mengalami penurunan besar adalah kandungan nitrogen dioksida.

Kondisi serupa kemudian ditemui di Italia. Sejak pemerintah negara tersebut memberlakukan lockdown nasional pada awal Maret, perubahan besar terjadi pada kualitas udara. Sama seperti di China, kadar nitrogen dioksida di atas langit Italia drop dalam periode lockdown.

Foto di atas diambil oleh European Space Agency pada dua periode yakni Februari dan Maret. Kondisi udara di Italia dilaporkan terus membaik karena lockdown masih diberlakukan.

Di seluruh Eropa fenomena serupa terjadi. Paris mengalami penurunan kadar nitrogen dioksida sebesar 54%, Madrid drop 48%, sedangkan Roma dan Milan masing-masing turun 49% dan 47%.

Masih dari Italia, pada awal Maret beredar foto-foto kondisi Venesia di mana air yang mengalir pada kanal-kanal kota tersebut kini jernih. Sementara beberapa binatang air kabarnya mulai terlihat melakukan aktivitas yang tak pernah terlihat sebelumnya.

Melompat ke India, warga salah satu provinsi di negara tersebut kini bisa melihat dengan mata sendiri keindahan Pegunungan Himalaya. Kadar polusi yang menurun membuat langit menjadi lebih cerah dan jarak pandang bertambah. Alhasil Pegunungan Himalaya yang berjarak ribuah kilometer bisa terlihat.

This is Dhauladhar mountain range of Himachal, visible after 30 yrs, from Jalandhar (Punjab) after pollution drops to its lowest level. This is approx. 200 km away straight. #Lockdown21 #MotherNature #Global healing.

Kabar lain adalah kondisi lapisan ozon yang juga terus menbaik, demikian hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature. Untuk kali pertama sejak ditemukan adanya kebocoran, kondisi ozon dalam beberapa waktu terakhir terus membaik. Beberapa ilmuan malah menyebut ozon akan mampu memperbaiki dirinya sendiri dan terus menutup.

Pada banyak belahan dunia lain, kondisi alam yang berubah drastis akibat lockdown pandemi Corona juga hangat diperbincangkan. Selain laut dan danau yang lebih bersih, langit biru terang juga tampak di banyak lokasi di dunia. - Kontak Perkasa Futures

Sumber : detik.com

Jumat, 17 April 2020

Jual Koleksi Tas dan Baju, Amanda Manopo Niat Hasilnya Disumbangkan


PT Kontak Perkasa - Beberapa waktu lalu, Amanda Manopo pernah disebut menjual tas dan bajunya. Lantaran hal tersebut, banyak teman-teman Amanda yang menanyakan ada apa dengan keuangan Amanda.
Melalui Instagram Stories miliknya, Amanda Manopo mengatakan alasan mengapa ia sampai menjual tas dan baju tersebut. Menurutnya, uang yang akan didapatkannya bukan untuk digunakannya secara pribadi.

"Jadi kalau sekarang lagi banyak banget berita tentang aku jual tas dan lain sebagainya. Nah gara-gara itu, teman-teman aku jadi nanya ke aku, 'Man lo kenapa, kok jual tas? lagi butuh uang atau gimana?' pada nanya gitu," buka Amanda Manopo.

Ia menjelaskan nantinya uang tersebut akan disumbangkan bagi yang membutuhkan saat ini.
 
"Memang kan biasanya aku syuting terus ya jadi pemasukan lancar, nah kalau lagi kayak gini kan nggak syuting jadi pemasukannya seret tuh. Pamasukan jadi mandek. Tas itu memang aku jual," beber Amanda.

"Tapi alasannya bukan kenapa-napa, nantinya uang yang aku dapat akan aku kasih lagi ke orang yang lain kesusahan juga saat seperti ini. Aku sadar banget lagi kayak begini kan banyak orang yang pemasukannya tidak seperti biasanya," jelasnya lagi.

Ia pun meminta agar tidak ada lagi yang menanyakan hal ini padanya. - PT Kontak Perkasa

Sumber : detik.com