Jumat, 13 November 2020

Pernikahan Sule dan Nathalie Holscher Disiarkan Live

 


Kontak Perkasa Futures - Sule dan Nathalie Holscher sebentar lagi akan menikah. Pernikahannya tersebut digelar pada tanggal 15 November 2020.
Di hari yang spesial itu, mereka mengusung tema outdoor. Sule dan Nathalie Holscher akan menggelar acara akad nikah di Tsamara Resto & Function Hall yang berlokasi di Jatiranggon, Jatisampurna, Bekasi, Jawa Barat.

Kini datang kabar terbaru dari pernikahan Sule dan Nathalie Holscher. Mereka akan menyiarkan secara langsung pernikahan tersebut di salah satu stasiun televisi swasta. Hal itu diketahui dari sebuah poster yang beredar di media sosial.

Poster tersebut dinominasi dengan warna oranye. Di tengah-tengahnya ada foto Sule dan Nathalie Holscher yang sedang bertatapan dengan menggunakan baju adat Jawa. Foto itu dihiasi oleh daun dan bunga di sekitarnya.

Dalam poster itu terdapat pula tulisan Sunah till Jannah yang terpampang nyata. Di bawahnya dilanjutkan dengan tulisan berukuran kecil Sule Sutisna & Nathalie Holscher.

Pernikahan tersebut akan disiarkan secara langsung pada pukul 16.00 WIB. Selain di televisi, hari bahagia Sule dan Nathalie Holscher juga bisa disaksikan di Channel YouTube Rans Entertainment.

"The Wedding of Sule & Nathalie, Minggu 15 Oktober pukul 16.00 WIB live," tulis keterangan dalam poster itu, seperti dilihat detikcom.

Sebelum pernikahan berlangsung, Sule sempat mengajak Nathalie Holscher untuk nyekar ke makam mantan istrinya, Lina Jubaedah. Selain berdoa, Sule juga mengenalkan perempuan yang ingin dinikahinnya itu ke Lina Jubaedah. Hal itu sebagai penanda permintaan restu untuk niat baik mereka dalam pernikahan.

"Hari ini mau ke makam almarhum mamanya Putri sekalian aku mau mengenalkan calon aku Nathalie Holscher Sutisna," kata Sule dalam video di Channel YouTube-nya. - Kontak Perkasa Futures

 Sumber : detik.com

Kamis, 12 November 2020

WHO Undang Menkes Terawan karena Dinilai Berhasil Atasi Covid-19

 


PT Kontak Perkasa - Badan Kesehatan Dunia (WHO) disebut mengundang Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto untuk melakukan pertemuan virtual pada Jumat (6/11).
Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), undangan pertemuan virtual itu merupakan apresiasi dari WHO terhadap Menkes Terawan yang dinilai berhasil menangani Covid-19 di Indonesia.

"Iya betul undangan itu," kata Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes RI Widiyawati.

Akan tetapi, Widyawati tidak menyebutkan lebih rinci tentang agenda dari pertemuan tersebut.

Pada pertemuan itu, Menkes Terawan dan tiga menteri kesehatan dari negara lain akan bertemu secara virtual dengan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Muhammad Budi Hidayat menambahkan bahwa undangan pertemuan itu dimaksudkan WHO untuk berdiskusi tentang keberhasilan Indonesia yang dinilai berhasil menangani pandemi dengan baik hingga penambahan angka kasus positif Covid-19 telah melandai.

"Iya dinilai bagus WHO, Alhamdulillah. Ini karena Indonesia dianggap mampu membuat angka positif landai ya positifty rate-nya dan juga angka sembuh meningkat," kata Budi saat dihubungi secara terpisah.

Pria itu menambahkan WHO juga mengapresiasi perilaku warga Indonesia yang mematuhi protokol kesehatan 3M, yakni mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan menjaga jarak.

"Jadi artinya WHO menyebut Indonesia berhasil karena dibuktikan pelandaian kasus itu," pungkasnya.

Meskipun angka positif Covid-19 telah mengalami penurunan, Insertizen harus tetap Ingat Pesan Ibu untuk selalu menjaga jarak, menggunakan masker, dan mencuci tangan dengan sabun secara berkala ya. - PT Kontak Perkasa

Sumber : insertlive.com

Jumat, 06 November 2020

Gunung Merapi Siaga, Objek Wisata di Sekitarnya Tutup

 


PT Kontak Perkasa - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) meningkatkan status Gunung Merapi menjadi Siaga (level III). Pemkab Sleman pun menutup aktivitas wisata yang berada pada radius 5 kilometer dari puncak sesuai rekomendasi BPPTKG.
"Sesuai dengan yang tertera dalam edaran, bahaya Merapi 5 kilometer ada beberapa destinasi wisata yang kami tutup," kata Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Sleman Aris Herbandang kepada wartawan, Kamis (5/11/2020).

Ia menjelaskan beberapa destinasi wisata yang berada di radius 5 kilometer meliputi wisata Bukit Klangon, Kinahrejo, Bunker Kaliadem dan wisata religi Turgo.
 

"Wisata seperti Bukit Klangon, Kinahrejo, Bunker Kaliadem, dan juga yang mungkin berpotensi bahaya wisata religi Turgo karena memang naik ke bukit itu kami tutup," dia mengungkapkan.

Sementara untuk kawasan wisata Kaliurang, BPPTKG belum akan melakukan penutupan. Sebab, jarak Kaliurang dengan puncak Merapi lebih dari 5 kilometer.

"Kaliurang masih kita buka karena jarak masih 6,8 kilometer," kata dia.

Selain itu, dinas juga belum akan menyetop operasional jip wisata lereng Gunung Merapi. Akan tetapi, dinas tetap memberikan catatan jika jip masih harus beroperasi.

"Jalur jip masih kita izinkan sepanjang kita tarik jarak aman lebih dari 5 kilometer. Teman-teman operator jip wisata akan segera kita koordinasikan," ujar Aris.

Dengan status itu, Kepala BPPTKG Hanik Humaida menyebut daerah bahaya bukan hanya di kawasan Yogyakarta, namun juga di Magelang, Boyolali dan Klaten. Sebelumnya, Hanik juga meminta agar aktivitas penambangan di kawasan tersebut disetop. - PT Kontak Perkasa

Sumber : detik.com

Kamis, 05 November 2020

Seperti di Lawu dan Merapi, Topi Awan Juga Menghiasi Gunung Merbabu

 


PT Kontak Perkasa Futures - Seperti di Gunung Lawu dan Merapi, awan berbentuk seperti topi juga terjadi di di Gunung Merbabu hari ini. Seorang warga Desa Selo, Boyolali, Mujiyanto, mengabadikan fenomena alam tersebut.
"Tadi pagi terlihat jam 05.30 sampai 07.30 WIB," kata Mujiyanto yang tinggal di Dukuh Pentongan, Desa Samiran, saat dihubungi, Kamis (5/11/2020).

Dia bercerita, awan berbentuk unik tersebut ada di sebelah barat puncak Gunung Merbabu. Awan itu, kata Mujiyanto, melingkar-lingkas dengan ukuran kecil di bagian bawah lalu ukurannya lebih besar di bagian atas.

"Dari tempat saya, (awan topi) terlihat di sebelah barat Gunung Merbabu," jelasnya.

Menurut Mujiyanto, fenomena topi awan itu tak menghebohkan warga setempat. Fenomena itu juga tidak menunjukkan sebuah firasat alam akan terjadinya sesuatu.

"Tidak, biasa saja. Itu (awan topi) biasa terjadi, apalagi musim badai gunung," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya fenomena topi awan di Gunung Lawu diabadikan oleh seorang warga bernama Rika Verry Kurniawan pada sekitar pukul 05.40 WIB tadi. Rika mengaku tertarik melihat fenomena tersebut dan mengabadikannya dalam perjalanan dari rumahnya di Magetan Jawa Timur menuju tempat kerjanya di Solo.

Rika mengambil gambar sejak dari Magetan hingga wilayah Gondosuli, Tawangmangu. Saat itu cuacanya cerah sehingga hasil jepretan Rika jelas menangkap fenomena unik ini.

Sedangkan fenomena yang sama di Gunung Merapi diposting oleh akun Twitter @VolcanoYTz. Netizen ramai-ramai merespons cuitan itu dengan informasi yang sama.

Saat dimintai konfirmasi, Kepala BMKG Yogyakarta Agus Riyanto menjelaskan awan berbentuk topi itu merupakan awan lentikular yang biasa terjadi di wilayah pegunungan.

"Awan lenticular memang biasa terjadi adalah di puncak atau daerah pegunungan, bentuknya memang seperti caping gunung itu terjadi karena adanya adveksi biasanya itu kabut yang terangkat ke atas menjadi awan-awan lentikular," jelas Agus kepada wartawan melalui pesan singkat, hari ini.

Hingga Kamis (5/11/2020) siang ini, setidaknya dilaporkan ada 5 gunung di Jawa yang terjadi kemunculan awan lentikular tersebut. Kelima gunung tersebut adalah Gunung Lawu, Gunung Merapi, Gunung Merbabu (di Jawa Tengah) serta Gunung Welirang dan Gunung Anjasmoro (di Jawa Timur). - PT Kontak Perkasa Futures

Sumber : detik.com

Rabu, 04 November 2020

Tak Melulu Batuk, Ini Sederet Gejala COVID-19 yang Perlu Diwaspadai

 


PT KP Press - Orang dengan COVID-19 telah melaporkan berbagai gejala, mulai dari yang ringan, sedang, hingga parah. Gejala COVID-19 bisa muncul 2-14 hari setelah terpapar virus.
Dilansir dari laman Center for Disease Control and Prevention (CDC), berikut gejala COVID-19:

Gejala umum:
Demam atau kedinginan
Batuk
Sesak napas
Gejala tidak biasa
Sakit kepala
Kehilangan indera penciuman dan perasa
Sakit tenggorokan
Hidung tersumbat atau meler
Mual dan muntah
Diare
Mata merah
Nyeri otot
Kapan harus ke rumah sakit?
Cari tanda peringatan darurat untuk COVID-19. Jika seseorang menunjukkan salah satu dari tanda-tanda ini, segera cari pertolongan medis.

Sulit bernapas
Nyeri atau tekanan di dada
Kebingungan
Ketidakmampuan untuk bangun
Bibir atau wajah kebiruan
Beda COVID-19 dan Flu
Ada beberapa perbedaan utama antara COVID-19 dan flu. COVID-19 tampaknya menyebar lebih mudah daripada flu dan menyebabkan penyakit yang lebih serius pada beberapa orang.

COVID-19 juga bisa memakan waktu lebih lama sebelum orang menunjukkan gejala. Karena beberapa gejala flu dan COVID-19 serupa, mungkin sulit untuk membedakannya berdasarkan gejala saja.

Pasien COVID-19 umumnya akan mengalami waktu yang lebih lama sampai muncul gejala dibandingkan dengan flu biasa. Umumnya seseorang yang mengalami flu biasa hanya mengembangkan gejala 1-4 hari setelah terinfeksi.

Sementara pada pasien COVID-19, gejala-gejala yang dirasakan bisa muncul 5 hari setelah seseorang terinfeksi. Waktu paling cepatnya bisa 2 hari bahkan 14 hari setelah orang itu terinfeksi virus Corona. - PT KP Press

Sumber : detik.com

Selasa, 03 November 2020

Vaksinasi dan Imunisasi, Beda atau Sama?

 


Kontak Perkasa Futures - Istilah vaksinasi dan imunisasi sering sekali dipakai secara bergantian untuk pengertian yang hampir sama. Padahal sesungguhnya kedua istilah itu mengandung makna yang berbeda.
Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Prof. Dr. Sri Rezeki S. Hadinegoro menjelaskan vaksinasi adalah tindakan memasukkan vaksin ke dalam tubuh untuk merangsang sistem imun.

"Sedangkan imunisasi, suatu proses di dalam tubuh setelah vaksin dimasukkan dan tubuh bereaksi membuat antibodi atau kekebalan. Istilah vaksinasi dan imunisasi ini sering sekali dipakai bersama-sama walaupun sebetulnya kalau kita mau tahu persis, itu agak sedikit berbeda," terangnya dalam keterangan tertulis, Senin (2/11/2020).

Hal ini diungkapkannya saat memberikan paparan teknis terkait vaksin dalam Sosialisasi Media 'Vaksinasi Untuk Negeri' bersama Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Sabtu (31/10/2020).

Lebih lanjut Dr Sri menjelaskan dalam upaya pencegahan penyakit, ada beberapa faktor yang harus dilakukan, seperti ketersediaan air bersih. Sebab ketersediaan air bersih memungkinkan 50 persen dari penyakit itu sudah dapat diatasi.

"Jika air bersih tersedia di seluruh Indonesia, mungkin lima puluh persen dari penyakit itu sudah dapat diatasi," ujarnya.

Ia juga mengatakan upaya pencegahan penting lainnya yang dapat dilakukan adalah menghindari indoor pollution atau polusi di dalam ruangan.

"Bapak atau ibu yang merokok di dalam ruangan itu menciptakan indoor pollution. Kalau di daerah Timur itu masih banyak yang memasak di dalam rumah dengan kayu sehingga asapnya ke mana-mana. Itu harus dihindari," tuturnya.

Selain itu, Ia mengatakan pemberian ASI eksklusif, nutrisi seimbang, imunisasi, dan mengikuti program keluarga berencana adalah beberapa hal yang menurutnya dapat dilakukan guna mencegah berbagai penyakit yang ada. -  Kontak Perkasa Futures

 Sumber : detik.com

Jumat, 30 Oktober 2020

Emiten Sawit Milik Sandi Uno di Q3 Bisa Cetak Laba Rp 236 M

 


PT Kontak Perkasa Futures - Emiten perkebunan, PT Provident Agro (PALM), mencatatkan keuntungan bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 236,56 miliar. Angka ini meningkat signfikan karena pada tahun sebelumnya yang mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 66,41 miliar.
Kenaikan laba bersih ini terlihat dari kenaikan pendapatan bersih perseroan yang naik 22% menjadi Rp 187,18 miliar dari sebelumnya sebesar Rp 153,19 miliar di kuartal ketiga tahun 2019.

Kenaikan pendapatan bersih tersebut disebabkan dari kenaikan penjualan minyak kelapa sawit yang naik 23,7% menjadi Rp 171,32 miliar dan kenaikan inti sawit sebanyak 7,7% menjadi Rp 15,85 miliar.


Dari sisi beban pokok pendapatan, PALM mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar Rp 117,8 miliar menjadi Rp 120,24 miliar.

Kenaikan beban pokok pendapatan ini didorong oleh kenaikan bahan perkebunan, yakni herbisida, yang merupakan kenaikan terbesar. Tercatat bahan herbisida naik 32% menjadi Rp 620,52 juta.

PALM merupakan perusahaan yang dimiliki oleh PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) yang dikendalikan oleh pengusaha kondang Sandiaga Uno dan Edwin Soeryadjaya.


Dari posisi neraca, total liabilitas jangka pendek perseroan per 30 September 2020 sebesar Rp 102,06 miliar atau naik 2,2% dari posisi sebelumnya yang sebesar Rp 99,84 miliar.


Sedangkan total ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 42,9% menjadi Rp 2,97 triliun.

Adapun total aset perseroan per 30 September 2020 naik menjadi Rp 3,16 triliun atau naik 35,6% dari periode sebelumnya sebesar Rp 2,33 triliun. - PT Kontak Perkasa Futures

Sumber : cnbcindonesia.com