Kontak Perkasa Futures - Empat mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada berhasil mengolah onggok menjadi panel akustik. Onggok yang dimaksud ialah limbah hasil dari pengolahan tepung dari pohon aren.
Empat mahasiswa itu yakni Ardhi Kamal Haq, Said Ahmad, Muhammmad Dwiki Destian Susilo dan Pamela Chanifah Zahro. Penemuan itu mengantarkan mereka meraih medali emas di ajang internasional 2nd World Innovation Technology Expo 2019.
Ide pengolahan onggok menjadi panel akustik ini berangkat dari keprihatinan mereka, mengingat onggok hasil pengolahan tepung dari Pohon Aren kurang dimanfaatkan. Seperti yang terjadi di Dusun Bendo, Desa Daleman, Kecamatan Tulung, Klaten.
Ardhi menuturkan, UMKM di Dusun Bendo yang bergerak di bidang pengolahan tepung dari Pohon Aren saben harinya menghasilkan onggok 600-700 kilogram. Onggok sebanyak itu jika dibiarkan, maka dikhawatirkan akan mencemari lingkungan di sekitarnya.
"Limbah onggok sebanyak itu jika dibiarkan begitu saja akan mencemari lingkungan di sekitar industri UMKM," jelas Ardhi dalam konferensi pers di Laboratorium Fisika Material FMIPA UGM, Jumat (25/10/2019).
Berangkat dari permasalahan itu, Ardhi bersama tiga rekannya mulai melakukan riset pemanfaatan limbah onggok menjadi panel akustik pada Bulan September 2018. Adapun panel akustik yang dikembangkan ialah berbahan utama serat fiber onggok.
Ardhi menjelaskan, untuk memperoleh panel akustik tersebut pihaknya harus terlebih dahulu mengeringkan onggok di bawah sinar matahari. Apabila sudah kering, pihaknya tinggal memisahkan antara serat fiber dengan serbuk onggok.
Langkah selanjutnya yakni mencampur serat onggok dengan perekat dari tepung kanji. Kemudian campuran itu tinggal dicetak dan dipress pada tekanan 1000 psi agar adonan menjadi lebih padat, lalu dimasukkan dalam oven di suhu 100°C selama 2 jam.
Untuk langkah terakhir tinggal dilakukan finishing panel akustik limbah onggok. "Hasilnya diperoleh prototipe panel akustik dengan dengan dimensi 29,7 cm x 42 cm," tutur Ardhi.
Sementara Diwiki mengatakan panel akustik ini mampu menyerap suara dengan baik karena memiliki karakter impedansi atau penyerapan suara mencapai 95%. "Hal ini artinya hampir semua suara yang datang teredam pada panel akustik ini," paparnya.
Diwiki pun berharap temuan ini bisa bermanfaat. "Harapannya panel akustik dari limbah onggok ini mampu mengurangi limbah onggok sekaligus menggantikan panel akustik yang beredar di pasaran dengan bahan yang ramah lingkungan," tutupnya. - Kontak Perkasa Futures
Empat mahasiswa itu yakni Ardhi Kamal Haq, Said Ahmad, Muhammmad Dwiki Destian Susilo dan Pamela Chanifah Zahro. Penemuan itu mengantarkan mereka meraih medali emas di ajang internasional 2nd World Innovation Technology Expo 2019.
Ide pengolahan onggok menjadi panel akustik ini berangkat dari keprihatinan mereka, mengingat onggok hasil pengolahan tepung dari Pohon Aren kurang dimanfaatkan. Seperti yang terjadi di Dusun Bendo, Desa Daleman, Kecamatan Tulung, Klaten.
Ardhi menuturkan, UMKM di Dusun Bendo yang bergerak di bidang pengolahan tepung dari Pohon Aren saben harinya menghasilkan onggok 600-700 kilogram. Onggok sebanyak itu jika dibiarkan, maka dikhawatirkan akan mencemari lingkungan di sekitarnya.
"Limbah onggok sebanyak itu jika dibiarkan begitu saja akan mencemari lingkungan di sekitar industri UMKM," jelas Ardhi dalam konferensi pers di Laboratorium Fisika Material FMIPA UGM, Jumat (25/10/2019).
Berangkat dari permasalahan itu, Ardhi bersama tiga rekannya mulai melakukan riset pemanfaatan limbah onggok menjadi panel akustik pada Bulan September 2018. Adapun panel akustik yang dikembangkan ialah berbahan utama serat fiber onggok.
Ardhi menjelaskan, untuk memperoleh panel akustik tersebut pihaknya harus terlebih dahulu mengeringkan onggok di bawah sinar matahari. Apabila sudah kering, pihaknya tinggal memisahkan antara serat fiber dengan serbuk onggok.
Langkah selanjutnya yakni mencampur serat onggok dengan perekat dari tepung kanji. Kemudian campuran itu tinggal dicetak dan dipress pada tekanan 1000 psi agar adonan menjadi lebih padat, lalu dimasukkan dalam oven di suhu 100°C selama 2 jam.
Untuk langkah terakhir tinggal dilakukan finishing panel akustik limbah onggok. "Hasilnya diperoleh prototipe panel akustik dengan dengan dimensi 29,7 cm x 42 cm," tutur Ardhi.
Sementara Diwiki mengatakan panel akustik ini mampu menyerap suara dengan baik karena memiliki karakter impedansi atau penyerapan suara mencapai 95%. "Hal ini artinya hampir semua suara yang datang teredam pada panel akustik ini," paparnya.
Diwiki pun berharap temuan ini bisa bermanfaat. "Harapannya panel akustik dari limbah onggok ini mampu mengurangi limbah onggok sekaligus menggantikan panel akustik yang beredar di pasaran dengan bahan yang ramah lingkungan," tutupnya. - Kontak Perkasa Futures
Sumber : detik.com