Jumat, 18 Oktober 2024

Bitcoin Cs Loyo, Ternyata Ini Penyebabnya

 


PT Kontakperkasa - Pasar kripto cenderung bergerak melemah pada hari ini, Jumat (18/10/2024) di tengah pelemahan volume transaksi Solana dalam dua hari terakhir.
Merujuk dari CoinMarketCap pada Jumat (18/10/2024) pukul 06:03 WIB, pasar kripto cenderung mengalami pelemahan. Bitcoin turun 0,5% ke US$67.382,55 sedangkan secara mingguan berada di zona positif 12,11%.

Ethereum terdepresiasi 0,37% dalam 24 jam terakhir sementara dalam sepekan masih menguat 9,77%.

Begitu pula dengan Tron yang tergelincir 0,08% dalam 24 jam terakhir Sementara dalam tujuh hari terakhir berada di zona hijau 0,78%.

 

Performa Kripto (18/10/2024)

Table with 5 columns and 7 rows.
Bitcoin$67,382.55−0.5012.11$1,332,092,891,934
Ethereum$2,609.18−0.379.77$314,112,668,707
BNB$591.80−1.845.52$86,362,342,953
Solana$150.76−2.608.82$70,834,398,507
XRP$0.54−0.713.35$30,976,762,534
Dogecoin$0.131.3421.55$18,829,312,554
Tron$0.16−0.080.78$13,841,621,570

 

 

CoinDesk Market Index (CMI) yang merupakan indeks untuk mengukur kinerja tertimbang kapitalisasi pasar dari pasar aset digital turun 0,85% ke angka 2.449,55. Open interest terdepresiasi 1,2% di angka US$69,71 miliar.

Sedangkan fear & greed index yang dilansir dari coinmarketcap.com menunjukkan angka 60 yang menunjukkan bahwa pasar berada di fase greed dengan kondisi ekonomi dan industri kripto saat ini.

Harga kripto pagi hari ini cenderung mengalami koreksi, salah satunya Solana. Dikutip dari Coingape, penurunan harga Solana disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk penurunan aktivitas jaringan Solana antara 16 dan 17 Oktober. Sementara itu, sentimen di pasar kripto yang lebih luas juga memengaruhi Solana, dengan harga Bitcoin yang mendingin setelah reli awal minggu ini.

Data dari DeFiLlama menunjukkan bahwa volume pertukaran terdesentralisasi (DEX) di jaringan tersebut turun pada 16 dan 17 Oktober, dengan masing-masing mencatat US$1,69 miliar dan US$1,68 miliar. Jaringan ini mencatat volume DEX tertinggi mingguan sebesar US$2,06 miliar pada 14 Oktober, di mana harga Solana mencapai puncaknya hingga US$158.

Penurunan volume DEX berarti lebih sedikit pengguna yang berinteraksi dengan jaringan pada 16 dan 17 Oktober, yang menjelaskan mengapa harga koin turun. Lonjakan volume perdagangan biasanya menyebabkan lonjakan harga, sementara penurunan volume menyebabkan tekanan turun.

Kendati hampir seluruh koin mengalami koreksi, namun dana yang diperdagangkan di bursa AS (ETF Bitcoin Spot) tampak kembali tercatat net inflow.

ETFs Bitcoin spot yang berbasis di AS telah melampaui total aliran bersih sebesar $20 miliar pada 17 Oktober.

Menurut Eric Balchunas, analis senior ETF di Bloomberg, jumlah US$20 miliar ini adalah "metrik yang paling sulit untuk tumbuh" untuk ETF, seperti yang ia tulis dalam sebuah unggahan di X pada 17 Oktober.

ETFs Bitcoin spot di AS hanya memerlukan waktu 10 bulan untuk melampaui tonggak aliran bersih sebesar US$20 miliar, yang menunjukkan minat investor yang signifikan. Sebagai perbandingan, ETFs emas memerlukan waktu sekitar lima tahun untuk mencapai tonggak ini, menurut Balchunas. - PT Kontakperkasa

Sumber : cnbcindonesia.com

 

 

Kamis, 10 Oktober 2024

IHSG Lesu! Asing Diam-Diam Borong 10 Saham Ini

 


PT KP Press - Setelah berhasil menguat dua hari beruntun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup merana pada akhir perdagangan Rabu (9/10/2024). Hingga akhir perdagangan, indeks melemah 0,74% ke posisi 7.501,28.
Nilai transaksi indeks kemarin mencapai Rp12,91 triliun dengan melibatkan 34,49 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,2 juta kali. Sebanyak 237 saham terapresiasi, 334 saham terdepresiasi, dan 228 saham stagnan.

Keseluruhan indeks berada di zona merah dengan sektor energi dan properti menjadi yang paling besar koreksinya dan menjadi penekan terbesar IHSG kemarin, yakni mencapai 0,76%. Sedangkan sektor healthcare mengalami penurunan paling tipis yakni 0,01%.

Sementara itu, investor asing kembali melakukan penjualan bersih sebesar Rp2,53 triliun di seluruh pasar. Rinciannya, sebesar Rp560,45 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp1,97 triliun.

Di samping itu, asing juga melakukan pembelian bersih terhadap sejumlah saham. BBCA menjadi saham dengan net buy asing terbesar, yakni Rp58,5 miliar. Lalu diikuti oleh MDKA RP 51,7 miliar dan BBNI Rp 38,5 miliar.

Mengutip RTI Business, berikut 10 saham dengan net foreign buy terbesar pada perdagangan kemarin:

1. PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) - Rp58,5 miliar

2. PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) - Rp51,7 miliar

3. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) - Rp38,5 miliar

4. PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) - Rp31,7 miliar

5. PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) - Rp25,6 miliar

6. PT XL Axiata Tbk. (EXCL) - Rp25,3 miliar

7. PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) - Rp19,9 miliar

8. PT Timah Tbk. (TINS) - Rp13,8 miliar

9. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) - Rp10,0 miliar

10. PT MD Entertainment Tbk. (FILM) - Rp9,4 miliar - PT KP Press

Sumber : cnbcindonesia.com