PT Kontak Perkasa Futures - Perusahaan jasa kontraktor pertambangan milik grup Bakrie, PT Darma Henwa Tbk (DEWA) merencana untuk melakukan penambahan modal tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD/private placement) dengan menerbitkan sebanyak 5.870.821.080 saham biasa Seri B.
Seluruh saham yang diterbitkan ini akan digunakan perusahaan untuk membayar kewajibannya kepada Highrank Investment Limited (HI) sebagai kreditor dengan skema debt to equity swap.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan perusahaan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), utang tersebut merupakan fasilitas pinjaman senilai US$ 23.800.626 atau Rp 352,25 miliar dengan asumsi kurs Rp 14.800/US$.
Utang ini merupakan pengalihan hak tagih daru READ yang dialihkan ke HI berdasarkan Surat Pemberitahuan Pengalihan Piutang tanggal 4 November 2019.
Dana ini sebelumnya telah digunakan perusahaan untuk pengembangan proyek Aceh.
Utang ini telah jatuh tempo pada 21 September 2020 lalu yang ditandai dengan adanya Demand of Payment dari HI dan belum dapat dipenuhi pembayarannya oleh perusahaan. Sehingga Darma Henwa dan HI membuat kesepakatan penyelesaian utang.
Terdapat dua skema yang disiapkan perusahaan, yakni skema pembayaran selambat-lambatnya tanggal 5 Januari 2021 atau konversi seluruh pokok Fasilitas menjadi saham biasa seri B dengan perhitungan hutang menjadi mata uang rupiah pada kurs tukar yang disepakati sebesar Rp 14.800/US$.
Transaksi ini nantinya akan dilaksanakan di harga Rp 60/saham sehingga keseluruhan transaksi ini akan bernilai sebesar Rp 352,25 miliar atau sama dengan nilai pokok utang.
Perusahaan telah meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 30 Juli 2021 lalu.
Diberitakan sebelumnya, perusahaan mencatat peningkatan laba 106,8% pada semester I-2021 menjadi US$ 1,51 juta, dari posisi US$ 730 ribu pada semester I-2020. Lonjakan laba ini dikontribusikan dari meningkatnya aktivitas penambangan batu bara yang menggunakan jasa perusahaan.
Pada semester I-2021, DEWA mencatat pertumbuhan aset 5% menjadi US$ 578,1 juta dari US$ 550,6 juta pada 2020. Peningkatan total aset dikontribusikan oleh aset tetap seiring dengan penambahan kapasitas alat berat, untuk melakukan lebih banyak pekerjaan dengan peralatan sendiri.
Sementara itu perusahaan mencatatkan penurunan pendapatan menjadi US$ 152,9 juta, atau turun 9,6% dari semester I-2020 senilai US$ 169 juta. Rio mengatakan perusahaan masih mampu meningkatkan laba operasi, meski ada rugi selisih kurs senilai US$ 1,4 juta. - PT Kontak Perkasa Futures
Sumber : cnbcindonesia.com