PT Kontak Perkasa Futures - Tempo Institute melakukan pendampingan komunitas ekonomi kreatif untuk penulisan story telling atau bercerita di Karangasem, Bali. Acara yang pendampingan oleh Tempo Institute dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) diadakan di Taman Soekasada Ujung pada 10-12 September 2018.
Pengurus Desa Wisata Budakeling, Karangasem, Ida Ayu Wayan Alit, 53 tahun, ingin menggali ide awal ketika menekuni ekonomi kreatif untuk ditulis. "Saya ingin membuat alur cerita, untuk penyampaian juga ada foto," katanya di Taman Soekasada Ujung Karangasem, Rabu, 12 September 2018.
Ayu adalah salah satu peserta dari komunitas ekonomi kreatif di bidang pariwisata. Ayu tertarik mengembangkan potensi wisata di desanya karena terinspirasi saat ia bekerja di hotel. Bedanya, menurut dia, bila perputaran uang itu ada di hotel, tetapi idenya ini ingin pemasukan ekonomi di desanya.
"Saya ingin memulai bercerita itu punya susunan," tuturnya.
Pengurus Desa Wisata Budakeling, Karangasem, Ida Ayu Wayan Alit, 53 tahun, ingin menggali ide awal ketika menekuni ekonomi kreatif untuk ditulis. "Saya ingin membuat alur cerita, untuk penyampaian juga ada foto," katanya di Taman Soekasada Ujung Karangasem, Rabu, 12 September 2018.
Ayu adalah salah satu peserta dari komunitas ekonomi kreatif di bidang pariwisata. Ayu tertarik mengembangkan potensi wisata di desanya karena terinspirasi saat ia bekerja di hotel. Bedanya, menurut dia, bila perputaran uang itu ada di hotel, tetapi idenya ini ingin pemasukan ekonomi di desanya.
"Saya ingin memulai bercerita itu punya susunan," tuturnya.
Baca Juga:
Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018
Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas
Bisnis Investasi Masih Menarik Tahun 2018
Anak Agung Gde Peter Karang, 66 tahun, ingin memperkenalkan cerita tentang Puri Kerthasura, Karangasem. "Selama ini sudah ada beberapa orang Eropa yang tertarik berkunjung," katanya. Peter adalah bagian dari keluarga Puri Kerthasura.
Namun, ujar Peter, saat ini Puri Kerthasura belum menjadi destinasi karena ia masih memahami lebih jauh tentang sejarahnya. "Saya memang ikut (pendampingan) story telling karena ingin menceritakan dalam cara yang pas, tapi jelas sambil menyertakan gambar," katanya.
Menurut dia pariwisata di Karangasem lebih cocok dikembangkan dari aspek keheningan. "Saya bukan anti-keramaian, tapi daya tarik Karangasem ya keanggunan itu," tuturnya. Ia ingin perkembangan pariwisata membuat Karangasem menjadi rapi dan bersih.
Adapun Karangasem merupakan daerah ketiga yang didatangi program Kombet Kreatif. Untuk kunjungan kali pertama Padang kemudian Surabaya, Karangasem, Kendari, Maumere, Singkawang, Malang, Bojonegoro, Bandung Barat, Belu, Kupang, dan Merauke. - PT Kontak Perkasa Futures
Sumber: Tempo.co
Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018
Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas
Bisnis Investasi Masih Menarik Tahun 2018
Anak Agung Gde Peter Karang, 66 tahun, ingin memperkenalkan cerita tentang Puri Kerthasura, Karangasem. "Selama ini sudah ada beberapa orang Eropa yang tertarik berkunjung," katanya. Peter adalah bagian dari keluarga Puri Kerthasura.
Namun, ujar Peter, saat ini Puri Kerthasura belum menjadi destinasi karena ia masih memahami lebih jauh tentang sejarahnya. "Saya memang ikut (pendampingan) story telling karena ingin menceritakan dalam cara yang pas, tapi jelas sambil menyertakan gambar," katanya.
Menurut dia pariwisata di Karangasem lebih cocok dikembangkan dari aspek keheningan. "Saya bukan anti-keramaian, tapi daya tarik Karangasem ya keanggunan itu," tuturnya. Ia ingin perkembangan pariwisata membuat Karangasem menjadi rapi dan bersih.
Adapun Karangasem merupakan daerah ketiga yang didatangi program Kombet Kreatif. Untuk kunjungan kali pertama Padang kemudian Surabaya, Karangasem, Kendari, Maumere, Singkawang, Malang, Bojonegoro, Bandung Barat, Belu, Kupang, dan Merauke. - PT Kontak Perkasa Futures
Sumber: Tempo.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar