Rabu, 30 September 2020

Pro-kontra Bangku Kosong untuk Menkes Terawan

 


 PT KP Press - Banyak pihak mempertanyakan keberadaan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang jarang tampil di depan publik selama pandemi virus Corona COVID-19. 'Bangku kosong' yang dihadirkan Najwa Shihab dalam tayangan Mata Najwa mewakili rasa penasaran tersebut.
Oleh Najwa, bangku kosong tersebut disiapkan untuk Menkes Terawan yang menurutnya sudah berulang kali diundang namun tidak pernah hadir. Karena Terawan tidak hadir, Najwa menyampaikan beberapa pertanyaan terkait pandemi COVID-19 ke bangku kosong tersebut.

Najwa juga menyinggung deretan menteri kesehatan di berbagai negara yang mundur karena dinilai gagal mengatasi pandemi virus Corona. Di antaranya menteri kesehatan Selandia Baru, Ceko, dan Brasil.

"Pak Terawan semestinya adalah orang yang paling gencar menyuarakan kepentingan kesehatan," kata Najwa.

Beragam respons bermunculan. Ada yang menyebut sentilan Najwa sebagai bentuk bullying terhadap Terawan, tetapi tidak sedikit pula yang merasa terwakili oleh pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan Najwa.

Faktanya, Terawan belakangan ini sangat jarang tampil di depan publik untuk menyampaikan perkembangan situasi pandemi. Setidaknya, dibandingkan pada masa-masa awal pandemi ketika celetukan-celetukan Terawan sering jadi kontroversi.

Perlukah Terawan tampil menjawab rasa penasaran publik, atau lebih baik fokus saja mengerjakan tugasnya di balik layar? Tuliskan pendapat di komentar. -  PT KP Press

Sumber : detik.com

Selasa, 29 September 2020

2 Dirjen KKP Positif Corona



Kontak Perkasa Futures - Dua pejabat eselon I di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terkonfirmasi positif COVID-19. Mereka adalah Direktur Jenderal (Dirjen) Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Artati Widiarti.
"Dirjen PDSPKP, beliau diketahui positif 8 September, perawatan, lanjut isolasi mandiri, hasil cek kesehatan ulang terdeteksi positif pada 24 September dan telah dalam perawatan," kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama Luar Negeri KKP, Agung Tri Prasetyo melalui pesan singkat, Selasa (29/9/2020).

Berikutnya yang terkonfirmasi positif adalah Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto. Agung menjelaskan Dirjen Perikanan Budidaya dalam kondisi baik dan dia ditetapkan sebagai orang tanpa gejala (OTG).

"Dirjen Perikanan Budidaya terkonfirmasi positif, dengan status kesehatan baik (OTG) dan saat ini isolasi mandiri," sebutnya.

Dia juga mengabarkan bahwa Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo yang sempat positif COVID-19 sudah sehat dan telah beraktivitas di kediamannya. KKP, lanjut dia juga mengacu pada ketentuan Pemda DKI dan KemenPANRB soal pembatasan kegiatan perkantoran 25%.

"Mohon doa agar beliau-beliau segera pulih dan beraktivitas kembali seperti biasa," tutupnya.

Sebelumnya, KKP baru saja berduka setelah Dirjen Pengelolaan Ruang Laut (PRL) KKP Aryo Hanggono meninggal dunia. Dia menghembuskan napas terakhir di RSPAD Gatot Soebroto akibat COVID-19. - Kontak Perkasa Futures

Sumber : detik.com

Senin, 28 September 2020

Jokowi: Mini Lockdown Lebih Efektif dari PSBB

 


PT Kontak Perkasa - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali berbicara intervensi berbasis lokal yang perlu dilakukan pemerintah provinsi, maupun kabupaten kota, dalam menerapkan kebijakan pembatasan menahan laju pandemi virus corona (Covid-19).

Hal tersebut dikemukakan Jokowi saat memberikan pengarahan, dalam rapat terbatas bertopik pembahasan Laporan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di Istana Merdeka, kompleks Istana Kepresidenan.

"Ini perlu saya sampaikan kepada komite bahwa intervensi berbasis lokal ini agar disampaikan kepada provinsi, kabupaten/kota," kata Jokowi, Senin (28/9/2020).

Intervensi berbasis lokal yang dimaksud Jokowi adalah pembatasan sosial berskala mikro (PSBM), misalnya di tingkat RT, RW, kantor, atau pondok pesantren yang dianggap lebih efektif menekan angka penularan.

"Saya kira itu lebih efektif. Mini lockdown yang berulang itu akan lebih efektif," jelasnya.

Jokowi mengaku tak ingin suatu pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota memukul rata angka penyebaran di daerahnya, sehingga memutuskan untuk menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) secara ketat.

"Jangan sampai kita generalisir satu kota, atau satu kabupaten apalagi satu provinsi. Ini akan merugikan banyak orang," katanya. - PT Kontak Perkasa

Sumber : cnbcindonesia.com

Jumat, 25 September 2020

Berturut-turut COVID-19 RI Cetak Rekor, Menuju 5 Ribu Kasus Perhari?

 


PT Kontak Perkasa Futures - Jumlah kasus positif virus Corona COVID-19 di Indonesia terus menanjak. Dua hari berturut-turut, pertambahan jumlah kasus konfirmasi positif memecahkan rekor di atas 4 ribu kasus dan semakin mendekati angka 5 ribu kasus perhari.
Pertambahan jumlah kasus harian COVID-19 di Indonesia untuk pertama kalinya mencapai angka 4 ribu kasus perhari pada Sabtu 19 September 2020. Tepatnya, ada 4.168 kasus baru pada tanggal tersebut.

Rekor tersebut terpecahkan dua hari kemudian, pada Senin 21 September 2020. Tercatat ada 4.176 kasus baru dalam sehari sehingga total kasus konfirmasi positif menjadi 248.842.

Berturut-turut setelah itu, laju pertambahan jumlah kasus harian bertahan di atas angka 4 ribu kasus. Dua hari berturut-turut pada 23 dan 24 September, rekor baru terpecahkan, masing-masing 4.465 kasus perhari dan 4.634 kasus perhari.

Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmita menyebut rekor terbaru tersebut adalah angka yang besar. Terlebih setelah berturut-turut selama 4 hari angkanya selalu di atas 4 ribu.

Prof Wiku berpesan untuk semakin disiplin menerapkan protokol kesehatan. Secara khusus ia menyinggung calon kepala daerah kontestan Pilkada yang masih mengadakan kerumunan di tengah pandemi.

"Kami mohon jangan menunggu sampai 5.000 untuk disiplin protokol kesehatan," pesan Prof Wiku. - PT Kontak Perkasa Futures

Sumber : detik.com

Kamis, 24 September 2020

Ilmuwan Inggris Klaim Temukan Titik Kelemahan Virus Corona

 


PT KP Press - Tim ilmuwan asal Inggris meyakini mereka telah mendeteksi adanya kelemahan pada lonjakan protein SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19. Temuan ini berarti strain tersebut dapat disuntikkan dengan obat antivirus untuk menghentikannya menginfeksi tubuh.
Penelitian yang dilakukan oleh Sekolah Biokimia Bristol, University of Bristol ini menemukan bahwa COVID-19 memiliki semacam 'kantong obat' di permukaannya yang menjadi titik kelemahannya. Mereka berpendapat bahwa titik kelemahan itu bisa disuntikkan antivirus untuk menghentikan keganasannya sebelum menyerang sel dalam tubuh.

Mereka menemukan bahwa virus Corona menggunakan molekul kecil yang disebut asam linoleat (LA) untuk mengikat dirinya sendiri dan menyebar sehingga peneliti percaya ada cara untuk mengacaukan lemak pengikat tersebut agar virus tidak menular.

"Temuan kami memberikan hubungan langsung antara LA, manifestasi patologis COVID-19 dan virus itu sendiri. Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana mengubah pengetahuan baru ini melawan virus itu dan mengakhiri pandemi," kata peneliti dari University of Bristol, Professor Imre Berger, dikutip dari Mirror UK.

Para ilmuwan sebelumnya menemukan kantong yang sama di rhinovirus, dan mampu menghentikan virus itu menular. Tim peneliti Bristol sendiri optimis bahwa strategi yang sedang mereka rencanakan, yakni mengembangkan obat antivirus, untuk melawan COVID-19 bisa berhasil.

"Temuan 'kantong obat' dalam protein SARS-CoV-2 ini bisa menjad cara untuk mengembangkan obat anti-virus baru untuk mematikan dan menghilangkan virus sebelum memasuki sel manusia," pungkasnya. - PT KP Press

Sumber : detik.com

Rabu, 23 September 2020

Ditemani Sule, Nathalie Holscher Jadi Mualaf

 


PT Kontak Perkasa Futures - Kabar kali ini datang dari Nathalie Holscher. Sang penyanyi yang juga pemain model tersebut akhirnya memutuskan untuk menjadi mualaf.
Ditemani Sule bertindak sebagai saksi, Nathalie Holscher mengatakan sangat lega sudah bisa mengucapkan dua kalimat syahadat. Hal itu pertama kali disampaikan Nathalie Holscher dalam Instagram miliknya.

"Di hari selasa pukul 17:17 wib ALLAH SWT melembutkan hati saya untuk memeluk agama ISLAM yang sebelumnya sudah saya inginkan untuk memeluk agama islam," buka Nathalie Holscher dalam Instagram miliknya.

"Terimakasih MUALAF CENTER INDONESIA @steven.indra.wibowo yang telah membimbing saya dalam proses syahadat secara syariat . dan terimakasih untuk @ferdinan_sule sudah menjadi saksi," sambungnya lagi.

Unggahan itu langsung mendapatkan banyak respons dari netizen dan juga teman artis Nathalie Holscher yang lain. Mereka mengucapkan selamat atas keputusan yang diambil Nathalie.

"Masha Allah nat alhamdulillah," komen selebgram Jess Amalia.

"Masya allah Congratulations nath... aku mau Kirim Mukena sutera," papar akun dok***.

"SAYANG !! SELAMAT !! Bangga banget dan cantik bgttt !!! Welcome sayanggg," lanjut akun ind***.

"Alhamdulillaaah... didoain smoga istiqomah ya naaaath..... Amin Allahumma amin...," urai akun reid***.

Saat mengucapkan dua kalimat syahadat itu, Nathalie Holscher terlihat mengenakan hijab. Ia pun terlihat tersenyum kala itu. Sule juga yang terlihat mendampingi juga tersenyum melihatnya.

Banyak yang memuji kecantikan Nathalie Holscher saat dirinya memutuskan menjadi mualaf.

"Cantik banget kakaknyaa pakai hijab," tutur akun ter***.

"Masyaallah semoga disegerakan ya kakaknyaaa," beber akun ber***.

"Sehat terus kakanya dan semoga bisa masuk beneran pakai hijab yaaa," ungkap akun ger***.

Nathalie Holscher adalah model sekaligus penyanyi yang belakangan memang aktif menjadi YouTuber. Beberapa konten yang dihasilkannya sudah bisa dilihat dalam Channel YouTube miliknya. - PT Kontak Perkasa Futures

Sumber : detik.com

Selasa, 22 September 2020

Heboh CDC Salah Posting, WHO: Belum Ada Bukti COVID-19 Menyebar Lewat Udara

 


PT Kontak Perkasa - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum mengubah kebijakannya tentang penularan aerosol dari virus Corona. Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO Mike Ryan menegaskan belum ada bukti baru mengenai risiko penularan COVID-19 lewat udara.
"Kami yakin belum melihat bukti baru (penularan COVID-19 lewat udara) dan posisi kami dalam hal ini tetap sama," kata Ryan dalam sebuah konferensi pers, dikutip dari Reuters, Selasa (22/9/2020).

Ryan mengatakan WHO hingga kini masih meyakini COVID-19 menyebar melalui droplet, tetapi di ruang tertutup dan padat dengan ventilasi yang tidak memadai, penularan secara aerosol sangat mungkin terjadi.

"Kami masih, berdasarkan bukti, yakin bahwa ada berbagai metode transmisi," katanya.

Komentar WHO ini datang setelah CDC Amerika Serikat mengubah panduannya tentang penularan virus Corona. Sebelumnya, laman CDC pada Jumat (17/9) menuliskan 'ada bukti yang berkembang bahwa droplet dan partikel COVID-19 dapat tetap berada di udara dan terhirup oleh orang lain dalam jarak kurang dari 2 meter'.

Belakangan, panduan tersebut direvisi karena disebut salah posting.

"Versi draft dari usulan perubahan tentang rekomendasi tersebut terunggah secara tidak sengaja ke website resmi. CDC saat ini memperbaharui rekomendasinya terkait penularan SARS-CoV-2 (virus yang menyebabkan COVID-19) secara airborne," tulis CDC di situsnya. - PT Kontak Perkasa

 Sumber : detik.com