PT KP Press - Vaksin Merah Putih, vaksin COVID-19 buatan anak bangsa, masih terus dikembangkan hingga saat ini. Tercatat ada tujuh kandidat vaksin Merah Putih yang sudah menunjukkan perkembangan yang menjanjikan.
Dari tujuh kandidat tersebut, dua di antaranya yaitu yang dikembangkan oleh Universitas Airlangga dan Lembaga Eijkman, dinilai sudah mengalami perkembangan yang signifikan. Bahkan salah satunya diprediksi bisa segera mendapat emergency use authorization (EUA) pada awal 2022 mendatang.
Vaksin merah putih yang dikembangkan Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman menggunakan platform subunit protein rekombinan.
Lembaga Eijkman dan PT Bio Farma tengah melakukan ekspresi protein spike. Diperkirakan melakukan uji preklinis pada November 2021.
Untuk uji klinis fase 1-3, diperkirakan bisa dilakukan pada Januari 2022 sampai Agustus 2022 dan EUA diharapkan bisa keluar pada September tahun depan.
"Lembaga Eijkman sudah menyelesaikan 90 persen lebih fase RBD-nya dan saat ini sedang dalam proses transisi dari RBD ke industri, yaitu Bio Farma," kata Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME) Prof Amin Subandrio dalam Rapat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR RI, Rabu (16/6/2021).
Baca juga: Kabar Terkini Vaksin COVID Merah Putih, Bisa Diproduksi Akhir 2021
Soal perkembangan riset vaksin Merah Putih, Kepala LBM Eijkman Prof Amin Soebandrio membeberkan sejumlah kendala yang dihadapi selama uji klinis. Mulai dari sulit mendapat relawan hingga kemunculan mutasi.
Prof Amin menjelaskan semakin banyak masyarakat yang sudah divaksinasi, maka nantinya akan sedikit jumlah subjek yang memenuhi syarat untuk melakukan uji klinis. Sebab, persyaratan melakukan uji klinis ini harus dilakukan pada subjek atau manusia yang belum menerima vaksin COVID-19.
Sedangkan vaksin Merah Putih produksi PT Biotis dan Universitas Airlangga sedang dalam tahap 2 uji praklinik dan akan segera memasuki tahapan proses uji klinik. Tahapan uji diharapkan akan selesai bulan September.
Proses uji klinik vaksin Merah Putih berbasis inactivated virus ini diperkirakan akan dimulai pada Oktober. BPOM juga telah memberikan sertifikat cara produksi obat yang baik (CPOB) untuk menjamin fasilitas produksinya nanti. - PT KP Press
Sumber : detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar