PT KP Press - Konflik antara Israel dan Palestina kembali pecah setelah terjadi serangan dari kelompok Hamas wilayah Israel pada Sabtu (7/10/2023). Alhasil deklarasi perang oleh Israel pada tanggal 8 Oktober pun disuarakan dan akhirnya mengguncang pasar global.
Sebagai informasi, Israel melanjutkan serangan udaranya di seluruh wilayah Gaza dan hingga kini jumlah korban tewas akibat kekerasan yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas telah melampaui 1.500 orang.
Menurut layanan kesehatan Palestina dan Israel, lebih dari 900 orang tewas dan 2.600 orang terluka di Israel dan setidaknya 687 orang tewas dan 3.700 orang terluka di Gaza.
Sementara, kata para pejabat Israel pada Senin, sekitar 150 sandera Israel masih disandera oleh Hamas di Gaza. Amerika dan negara-negara lain sedang berupaya untuk menentukan berapa banyak warga negara asing yang disandera.
Peristiwa tersebut memberikan dampak pada pasar global yang dicerminkan oleh harga minyak dan emas yang lebih tinggi, penguatan dolar Amerika Serikat (AS), dan penurunan saham maskapai penerbangan merupakan beberapa dampak finansial langsung dari konflik ini, yang berpotensi mengganggu stabilitas kawasan Timur Tengah.
Ketika pasar Amerika Serikat (AS) dibuka pada Senin (9/10/2023), investor bereaksi penuh semangat terhadap peristiwa bencana di Israel. Harga minyak mentah dan emas melonjak, sementara dolar AS relatif stagnan. Sejak saat itu, mereka mulai stabil.
Dilansir dari Refinitiv, pada Senin (9/10/2023), harga minyak Brent naik 4,22% dan diikuti dengan WTI yang menguat 4,33%. Sedangkan harga emas dunia terapresiasi 1,56%. Sementara dolar AS menguat tipis 0,03%.
Merujuk pada Forbes.com, banyak saham maskapai penerbangan merosot pada hari Senin, termasuk Delta, United dan American Airlines serta maskapai penerbangan Eropa seperti International Airlines Group (pemilik British Airways) dan Lufthansa. Dalam sebagian besar kasus, harga pulih pada hari berikutnya, meskipun situasi perjalanan masih fluktuatif.
Dampak Perang Timur Tengah
Perang Israel-Hamas tidak hanya akan berdampak kepada kawasan Timur tengah tetapi juga warga dunia. Terlebih, kawasan tersebut sangat strategis dalam pasar komoditas energi.
Pertama, harga bensin bisa meningkat. Kenaikan harga minyak mungkin akan menyebabkan kenaikan harga, serupa dengan apa yang terjadi setelah Rusia menyerang Ukraina. Pada tahun 1973, selama perang Arab-Israel, pemasok minyak dari Timur Tengah memutus hubungan dengan AS karena dukungannya terhadap Israel, sehingga membuat harga gas AS melonjak tinggi. Oleh karena itu, akan bijaksana jika kita berhemat bahan bakar minyak (BBM) agar mengurangi pengeluaran konsumsi BBM di tengah harga minyak yang tinggi.
Kedua, penerbangan internasional telah dibatalkan, dan gangguan jadwal mungkin terus berlanjut
Pembatalan dan penundaan penerbangan mulai terjadi di Israel dan negara sekitarnya pada akhir pekan lalu. Mungkin ada dampak tambahan bagi sebagian wisatawan, karena maskapai penerbangan membatalkan atau mengubah rute penerbangan ke wilayah yang terkena dampak.
Jika Anda memiliki rencana untuk bepergian ke Eropa dalam waktu dekat, perhatikan baik-baik penerbangan Anda. Periksa juga cakupan asuransi perjalanan Anda karena sebagian besar polis tidak akan membayar gangguan yang berkaitan dengan perang.
Ketiga, peralihan investor ke aset-aset yang lebih aman dapat memperkuat dolar AS dan emas.
Perburuan pada Senin pagi (9/10/2023) terhadap komoditas safe-haven lama seperti emas dan dolar AS telah stabil. Sebagian besar investor tampaknya berada dalam pola bertahan setelah pasar awalnya bereaksi terhadap berita Israel, yang mengindikasikan bahwa tidak perlu terburu-buru. Namun, jika pergerakan serupa terus terjadi di masa depan, ada kemungkinan dolar akan menjadi terlalu kuat, sehingga membuat biaya ekspor Amerika menjadi terlalu mahal bagi pembeli asing. - PT KP Press
Sumber : cnbcindonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar