Jumat, 17 Desember 2021

Pukul 11.00 WIB: Rupiah Melemah ke Rp 14.385/US$

 


PT KP Press - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali ke zona merah pada perdagangan pasar spot hari ini, setelah melemah tipis 0,07% kemarin.
Pada Jumat (17/12/2021), US$ 1 dibanderol Rp 14.385 di pasar spot. Rupiah melemah 0,31% dibandingkan dengan penutupan perdagangan Kamis (16/12).

Berikut kurs dolar AS di pasar Non-Deliverable Forwards (NDF) pada pukul 9:54 WIB:



Periode    Kurs
1 Pekan    Rp14.378,6
1 Bulan    Rp14.409,2
2 Bulan    Rp14.454,6
3 Bulan    Rp14.498,0
6 Bulan    Rp14.648,0
9 Bulan    Rp14.791,6
1 Tahun    Rp14.949,6
2 Tahun    Rp15.550,7

Berikut kurs dolar AS di pasar Domestic NDF (DNDF) pada pukul 9:58 WIB:

Periode    Kurs
1 Bulan    Rp 14.405
3 Bulan    Rp 14.470

Berikut kurs jual beli dolar AS di sejumlah bank nasional pada pukul 9:51 WIB:

Bank    Harga Beli    Harga Jual
BNI    14.355    14.404
BRI    14.290    14.490
Mandiri    14.340    14.370
BCA    14.381    14.396
CIMB Niaga    14.366    14.381 - PT KP Press

Sumber : cnbcindonesia.com

Jumat, 10 Desember 2021

Dolar AS Pagi Ini Menguat Lagi, Begini Pergerakannya Sepekan

 


Kontak Perkasa Futures - Kurs dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah pagi ini menguat. Mengutip data RTI, Jumat (10/12/2021), dolar AS pagi ini bergerak di level Rp 14.335 alias naik 13 poin (0,09%) dibandingkan kemarin.
Jika dilihat selama sepekan terakhir, kurs dolar AS pagi ini masih dalam tren menurun. Sebelumnya mata uang Paman Sam sempat menguat hingga nyaris menyentuh Rp 14.500.

Dolar AS tercatat masih melemah 0,29% selama sepekan terakhir. Pergerakannya ada di rentang Rp 14.269-14.454.

Sementara dibandingkan selama sebulan terakhir, dolar AS masih menguat 0,72%. Pergerakannya ada di rentang Rp 14.171-14.454.

Meski unggul terhadap rupiah, dolar AS pagi ini mayoritas melemah terhadap mata uang lainnya. Mata uang Paman Sam tercatat tertekan oleh yuan China, dolar Australia, dan won Korsel.

Sementara rupiah pagi ini terpantau mayoritas terkoreksi oleh mata uang lainnya. Rupiah paling kuat tertekan oleh yuan China, dolar Australia, dan euro. - Kontak Perkasa Futures

 Sumber : detik.com

Jumat, 03 Desember 2021

Teori Terbaru, Omicron Kemungkinan Berevolusi pada Tikus

 


PT Kontak Perkasa - Munculnya varian Omicron B.1.1.529 mengejutkan para ilmuwan karena sangat beda dari varian COVID-19 lainnya. Teori terbaru menyebut, evolusi mungkin terjadi bukan pada manusia tetapi pada tikus.
Kemungkinan ini dideskripsikan sebagai reverse zoonosis, yakni virus Corona dari hewan meloncat ke manusia, lalu loncat lagi ke hewan. Diyakini, SARS-CoV-2 menular lagi ke hewan pada pertengahan 2020.

Berbagai mutasi terakumulasi pada hewan sejak saat itu, diyakini menular lagi ke manusia.

Dikutip dari Livescience, begitu berbedanya varian Omicron dibanding varian lain menjadi salah satu bukti yang mendukung teori ini. Demikian diungkap Kristian Andersen, peneliti imunologi dari Scripps Research Institute.

Dibanding teori lain tentang asal usul varian Omicron, reverse zoonosis dinilai paling mungkin terjadi. Teori lain menyebut, varian Omicron berevolusi pada manusia dengan kondisi immunocompromized atau daya tahan tubuh melemah.

Di antara berbagai mutasi pada varian Omicron, ada 7 mutasi yang memungkinkan varian ini menginfeksi hewan pengerat termasuk tikus. - PT Kontak Perkasa

Sumber : detik.com


Rabu, 01 Desember 2021

Arus di Sekitar Antartika Makin Cepat Karena Perubahan Iklim

 


PT KP Press - Arus kuat di lautan memiliki pengaruh besar pada iklim Bumi, begitu juga dengan arus di sekitar antartika yang disebut Antarctic Circumpolar Current (AAC). Penelitian terbaru menunjukkan bukti bahwa ACC semakin cepat, seperti yang diprediksi oleh kebanyakan model iklim.
Angin di sekitar Antartika bertiup selamanya ke timur dengan kekuatan yang begitu besar. Pengamatan selama bertahun-tahun telah menunjukkan bahwa kekuatan ini meningkat, didorong oleh kombinasi kenaikan suhu global dan penipisan ozon stratosfer. Namun data tentang perairan di bawahnya kurang komprehensif.


Kini Dr Jia-Rui Shi dari Woods Hole Oceanographic Institute telah membantu menggabungkan data satelit dengan bukti dari pelampung laut untuk tak hanya menetapkan apa yang terjadi pada arus ini, tetapi juga mengapa. Di Nature Climate Change, Shi dan rekan penulis melaporkan bahwa arus semakin kuat, dan suhu laut yang lebih hangat menjadi penyebabnya.

ACC ada karena angin mendorong air, terutama puncak gelombang. Secara intuitif, kita akan memperkirakan angin yang lebih kuat untuk menyamai arus yang lebih kuat. Namun, model iklim memprediksi di atas kecepatan yang ada, efeknya akan kecil karena sebagian besar energi tambahan yang dipasok oleh angin hilang dalam pusaran, di mana air berputar dari arus utama, kadang-kadang melawan arah utama.

"Dari pengamatan dan model, kami menemukan bahwa perubahan panas laut menyebabkan percepatan arus laut yang signifikan yang terdeteksi selama beberapa dekade terakhir," kata Shi dalam pernyataanya.

Sementara melemahnya Arus Teluk (Gulf Stream) berpotensi menimbulkan bencana bagi Eropa utara, efek dari ACC yang lebih kuat tidak begitu jelas, tapi Shi menyebutkan bahwa percepatan ACC ini, terutama jetnya yang berpusat di Subantarctic Front, memfasilitasi pertukaran seperti panas atau karbon, antara cekungan laut dan menciptakan peluang bagi kondisi ini untuk meningkat di wilayah subtropis bawah permukaan.

Penyembuhan lubang ozon diharapkan sebagian menyeimbangkan efek peningkatan pemanasan global pada kecepatan angin di sekitar Antartika. Namun untuk ACC, di mana ozon hanya merupakan faktor kecil, peningkatan kehangatan diperkirakan akan menyebabkan penguatan lebih lanjut untuk beberapa waktu mendatang.

Penyembuhan lubang ozon, meski kecil, diharapkan bisa sedikit menyeimbangkan efek peningkatan pemanasan global pada kecepatan angin di sekitar Antartika. Namun untuk ACC, di mana ozon hanya merupakan faktor kecil, peningkatan kehangatan diperkirakan akan menyebabkan penguatan lebih lanjut untuk beberapa waktu mendatang.

Ketika Amerika Selatan dan Australia menyatu dengan Antartika, tidak ada jalan bagi perairan untuk bergerak, dan arus laut membawa air hangat dari khatulistiwa ke tepian Antartika. Panas ini membuat musim panas Antartika cukup beriklim bagi hutan untuk tumbuh dan mencegah pembentukan lapisan es permanen.

Bahkan ketika benua-benua itu terpisah, pada awalnya cukup banyak yang tertinggal untuk mencegah pembentukan kekuatan yang kita lihat sekarang, yang memiliki aliran lebih dari seratus juta meter kubik per detik.

Itu hanya sekitar 30 juta tahun yang lalu, ketika Drake Passage terbuka, dan Tasmania bergerak cukup jauh ke utara untuk berhenti mengganggu aliran ke timur yang membentuk ACC dan mengisolasi Antartika. Efeknya mengubah suhu seluruh planet, karena es permanen memantulkan lebih banyak cahaya. - PT KP Press

Sumber : detik.com

Selasa, 30 November 2021

IHSG Diprediksi Masih Hijau, Cek Rekomendasi Saham yang Dibeli

 


PT Kontak Perkasa - IHSG ditutup menguat. IHSG ditutup di level 6,608.29 (+0.71%). IHSG ditutup menguat merespons pelemahan serempak bursa saham pada akhir pekan lalu yang diakibatkan varian baru COVID-19 yakni Omicron yang dianggap hampir sama dengan varian covid pada umumnya sehingga kekhawatiran mulai mereda.
Bursa Amerika Serikat ditutup menguat. Dow Jones ditutup 35,135.94 (+0.68%), NASDAQ ditutup 15,782.80 (+1.88%), S&P 500 ditutup 4,655.27 (+1.32%).

Wall Street ditutup menguat pada perdagangan senin setelah aksi jual pada akhir pekan kemarin. Investor berharap varian virus corona Omicron tidak akan mengarah pada penguncian setelah jaminan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.

Pembuat vaksin seperti Pfizer, mitranya BioNTech dan saingan mereka Moderna dan Johnson & Johnson mengatakan pada hari Senin bahwa mereka sedang mengerjakan vaksin yang secara khusus menargetkan Omicron jika suntikan yang ada tidak efektif terhadap varian tersebut.

IHSG diprediksi menguat. Secara teknikal pergerakan telah rebound dari support MA 50 dengan indikator stochastic yang semakin menyempit. Pergerakan akan didorong oleh kekhawatiran cari covid varian omicron yang mulai mereda serta harga minyak yang mulai stabil. Investor akan mencermati data manufaktur china yang akan dirilis.

Resistance 2 : 6,706
Resistance 1 : 6,657
Support 1 : 6,518
Support 2 : 6,428
Berikut saham rekomendasi hari ini:

WIKA direkomendasikan untuk tahan jika sudah beli sebelumnya. Indikator teknikal netral dan sentimen netral.

MIKA dan TOWR direkomendasikan untuk beli. Indikator teknikal menunjukkan signal beli dengan sentimen netral/positif.

KAEF direkomendasikan untuk beli namun bersifat spekulatif. Indikator teknikal menunjukkan signal beli dengan sentimen netral/negatif, atau Indikator teknikal netral/negatif dengan sentimen positif. - PT Kontak Perkasa

Sumber : detik.com

Senin, 29 November 2021

Imbas Varian Omicron, WNA dari Afsel dan Negara-negara Ini Dilarang Masuk RI

 


PT Kontak Perkasa Futures - Pemerintah melarang sementara WNA dari Afrika Selatan masuk ke Indonesia. Begitu pula dengan delapan negara Afrika lainnya gegara virus Corona varian Omicron.
Virus Corona varian Omicron pertama kali dilaporkan ke WHO dari Afrika Selatan pada 24 November 2021. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menamai jenis baru itu sebagai B.1.1.529.

Menurut WHO, kasus positif akibat varian ini meningkat di hampir semua provinsi di Afrika Selatan. Varian ini cukup agresif bermutasi.

Varian tersebut mulai menyebar ke Eropa dan Asia. Sejumlah negara pun menutup pintu bagi warga negara Afrika Selatan dan sejumlah negara lain di sekitarnya untuk memutus rantai penularan.

Indonesia juga turut menutup pintu bagi WNA dari Afrika Selatan. Ditjen Imigrasi juga menangguhkan sementara pemberian visa kunjungan dan visa tinggal terbatas bagi WNA dari delapan negara Afrika lainnya. Aturan itu berlaku mulai hari ini, Senin (29/11/2021).

Selain Afrika Selatan, tujuh negara yang visa kunjungannya ditangguhkan ialah Botswana, Namibia, Zimbabwe, Lesotho, Mozambique, Eswatini, dan Nigeria. Larangan masuk warga dari negara-negara itu sebagai langkah pencegahan virus Corona B.1.1.529 dari luar wilayah Indonesia.

"Jika ada orang asing yang pernah berkunjung ke negara-negara tersebut dalam kurun waktu 14 hari ke belakang, maka akan langsung ditolak masuk Indonesia di tempat Pemeriksaan Imigrasi," kata Kepala Bagian Humas dan Umum Ditjen Imigrasi Arya Pradhana Anggakara (Angga). - PT Kontak Perkasa Futures

Sumber : detik.com

Jumat, 26 November 2021

IHSG Tergoncang, 'Diganggu' Revisi UU Cipta Kerja?

 


PT KP Press - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tekanan yang cukup dalam pada hari ini. Pada penutupan sesi I, IHSG ditutup di level 6.603 atau anjlok sebanyak 96 poin (1,44%).
Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan mengatakan, ada sejumlah faktor yang mempengaruhi IHSG. Sentimen tersebut di antaranya bursa global yang melemah.

"Kejatuhan IHSG hari ini yang cukup dalam -1,4%, dipengaruhi oleh sentimen eksternal dan domestik. Sentimen internal berupa koreksi bursa regional Asia yang cukup dalam Nikei -2,5%, Hangseng -2,3%, Strait Times -1,6%. Indeks Dow Futures juga mengalami koreksi -1,2% yang menunjukkan ekspektasi koreksi pada bursa tersebut untuk perdagangannya hari ini," katanya kepada detikcom, Jumat (26/11/2021).

Dari dalam negeri, kata dia, tak banyak sentimen negatif. Beberapa sentimen yang berpengaruh di antaranya adalah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait Undang-undang Cipta Kerja.

"Dari dalam sebenarnya tidak banyak sentimen negatif, beberapa sentimen negatif yang kami lihat seperti putusan MK untuk perbaikan UU Omnibus Law kepada DPR dan pemerintah dan kondisi tersebut menjadi momentum investor (khususnya domestik) untuk melakukan aksi jual," terangnya.

Ia melihat, koreksi ini bersifat sementara hingga akhir bulan. Ia optimistis, IHSG akan bangkit kembali pada Desember dan menghasilkan return positif di kisaran 2-4%.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas mengatakan, penurunan IHSG yang terjadi hari ini karena pelaku pasar khawatir munculnya varian baru virus Corona yang lebih kuat. Penurunan IHSG sendiri sejalan dengan bursa Asia.

"Penurunan IHSG hari ini pasar khawatir akan virus varian baru yang bisa lebih kuat. Mayoritas bursa Asia juga turun signifikan hari ini," katanya.

Menurutnya, kondisi ini tidak akan lama. Dia mengatakan, tergantung sentimen positif lain muncul.

"Tergantung nanti sentimen positif kapan munculnya," ujarnya. - PT KP Press

Sumber : detik.com