PT Kontak Perkasa Futures - Produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS), Boeing, akan mengakhiri produksi pesawat bersejarah Jumbo jet 747 setelah 50 tahun diproduksi.
Sejak Februari tahun ini, Boeing telah mengubah pesawat jet 747 dan 748 menjadi armada jet kepresidenan yang menelan biaya US$ 3,9 miliar setara Rp 56 triliun (Rp 14.500/ dolar US) untuk dua pesawat. Produksi ini akan memakan waktu empat tahun. Oleh sebab itu, diperkirakan laju produksi 747 akan terhenti tahun ini.
Selain itu, pukulan akibat krisis pandemi Corona memperparah keadaan Boeing. Perusahaan terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 16 ribu karyawannya dan menghemat keuangan perusahaan.
Berhentinya produksi pesawat jet 747 dilakukan pada produksi pesawat kargo dan penumpang. Terakhir kali Boeing memproduksi dan mengirimkan pesawat penumpang 747 pada 2017 untuk Korea Airlines. Selain itu, di tahun yang sama Delta Airlines masih menerbangkan pesawat 747 dan menjadi penerbangan 747 terakhir.
Sejak saat itu Boeing mengalami pelambatan dalam produksi pesawatnya. Setiap dua bulan Boeing hanya menyelesaikan setengah dari produksinya.
Senin (7/6/2020), Bloomberg melaporkan kelambatan dalam laju produksi menyebabkan kerugian sebesar US$ 40 juta (Rp 579 miliar) di setiap produksi jetnya.
"Meskipun tengah mengalami laju produksi yang lambat, kami akan terus membuat keputusan yang tepat untuk menjaga lini produksi tetap sehat dan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan," kata Boeing. - PT Kontak Perkasa Futures
Sejak Februari tahun ini, Boeing telah mengubah pesawat jet 747 dan 748 menjadi armada jet kepresidenan yang menelan biaya US$ 3,9 miliar setara Rp 56 triliun (Rp 14.500/ dolar US) untuk dua pesawat. Produksi ini akan memakan waktu empat tahun. Oleh sebab itu, diperkirakan laju produksi 747 akan terhenti tahun ini.
Selain itu, pukulan akibat krisis pandemi Corona memperparah keadaan Boeing. Perusahaan terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 16 ribu karyawannya dan menghemat keuangan perusahaan.
Berhentinya produksi pesawat jet 747 dilakukan pada produksi pesawat kargo dan penumpang. Terakhir kali Boeing memproduksi dan mengirimkan pesawat penumpang 747 pada 2017 untuk Korea Airlines. Selain itu, di tahun yang sama Delta Airlines masih menerbangkan pesawat 747 dan menjadi penerbangan 747 terakhir.
Sejak saat itu Boeing mengalami pelambatan dalam produksi pesawatnya. Setiap dua bulan Boeing hanya menyelesaikan setengah dari produksinya.
Senin (7/6/2020), Bloomberg melaporkan kelambatan dalam laju produksi menyebabkan kerugian sebesar US$ 40 juta (Rp 579 miliar) di setiap produksi jetnya.
"Meskipun tengah mengalami laju produksi yang lambat, kami akan terus membuat keputusan yang tepat untuk menjaga lini produksi tetap sehat dan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan," kata Boeing. - PT Kontak Perkasa Futures
Sumber : detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar