Rabu, 20 Januari 2021

Perjalanan Eks Bos Disc Tarra: Tutup Bisnis, PHK hingga Jadi Petani Sayur


 

PT Kontak Perkasa Futures - Disc Tarra sebuah toko CD dan kaset musik terkenal era 90an-2000an mengumumkan untuk menutup toko di seluruh Indonesia pada akhir 2015. Kabar ini mengejutkan masyarakat penikmat musik dan kalangan seniman karena tak ada lagi toko yang menjual album fisik selengkap Disc Tarra.
Adalah Wirawan Hartawan yang saat itu merupakan pimpinan tertinggi Tarra Group (Grup yang menaungi Disc Tarra) dan memutuskan untuk menutup seluruh gerainya dan melakukan PHK 1.800 pegawai.

Kegiatan Wirawan kini jadi petani sayur. Wirawan sukses mendirikan perkebunan modern bernama Hydrofarm. Begini ceritanya

Wirawan mulai menekuni dunia pertanian pada 2013 lalu. Satu tahun sebelumnya, Wirawan menderita stroke karena otak kirinya mengalami penyumbatan saluran darah.

Kemudian kolesterol, darah tinggi sampai kencing manis juga ada dalam tubuhnya. "Waktu itu kata dokter tidak ada obatnya. Ini penyakit orang kaya, biasa makan enak dan tidur berantakan pola hidupnya jelek. Waktu masih di dunia musik kan kerja malam ke pagi dan tidak karuan," kenang dia dalam program Ask d'Boss detikcom.

Walaupun sudah divonis tak bisa disembuhkan, dia masih penasaran dan mencari orang yang bisa membantunya. Akhirnya Wirawan bertemu dengan mantan Menteri Kesehatan dokter Terawan Agus Putranto yang membantu dia untuk terapi dan membuat saluran baru di tubuhnya. Ia kemudian dan kembali normal.

Namun sayang dalam waktu tiga bulan, saluran di otak kirinya kembali tersumbat. "Saya tanya dok bagaimana ini? dia jawab 'Saya hanya bisa tolongin kamu sekali, karena kalau kedua kalinya bisa bereaksi kalau kebanyakan, kamu percayakan saja sama yang di atas dan kamu ubah pola hidup kamu, makan sayur selama ini sukanya makan daging kan'," ujarnya.

Dari kejadian itulah, pria kelahiran Januari 1960 ini flashback ke masa lalunya. Dirinya ingat dari kecil selalu mengonsumsi daging sebagai makanan. Apalagi saat tia sekolah di luar negeri, asramanya selalu menjadikan daging sebagai makanan utama. Dengan porsi dalam jumlah besar.

Akhirnya Wirawan mulai makan sayur-sayuran dan makanan alami. Pelan-pelan kondisinya mulai membaik, walaupun dia juga masih harus mengonsumsi obat-obatan untuk menekan penyakit yang masih ada di dalam tubuhnya.

"Waktu itu saya bisa makan 20 macam obat untuk tekan saya punya penyakit. Dari situ, saya bertekad saya harus belajar menanam sayur dan saya konsumsi, sayur ini yang bisa menyehatkan," jelas dia.

Dia kemudian mendatangi Universitas-universitas di beberapa kota besar di Indonesia untuk mempelajari bertanam sayuran dengan metode hidroponik. Namun sayang, saat itu hidroponik belum booming dan tak ada yang bisa mengajarinya.

Kemudian, modal nekat dia berangkat ke luar negeri untuk mempelajari teknologi pertanian, tujuannya supaya dia bisa menanam dengan mudah dan memenuhi kebutuhan sayurnya setiap hari.

Negara yang dia datangi seperti Belanda, Prancis, Amerika Serikat (AS), Israel, Jepang, Taiwan, China, Malaysia, Bangkok sampai Turki.

Dalam perjalanannya dia mempelajari metode pertanian dengan cara door to door. "Saya keliling, saya ketuk pintu orang, pak anda tanam apa? Saya boleh masuk dan kerja di sini? Nggak usah bayar saya, saya mau kerja aja, saya mau belajar," jelas dia.

Nah di sinilah dia mempelajari cara bertani mulai dari peralatan sampai konsep pertanian modern. Selain pertanian, dia juga mempelajari raw food therapy. Atau terapi makanan mentah.

Raw food therapy ini mengonsumsi sayuran mentah, buah mentah. Kemudian dia mengonsumsi suplemen seperti virgin coconut oil (VCO), cuka apel, garlic juive dan madu.

Hal tersebut rutin dia lakukan selama enam bulan dan berdampak pada normalnya tekanan darah, gula darah. Hingga obat darah tinggi yang diberikan dokternya bisa ditekan, bahkan dihilangkan sama sekali.

Anak pertama dari 3 bersaudara ini menceritakan, perubahan yang terjadi dalam hidupnya sangat cepat dengan makan-makanan sehat tersebut. "Dari situ saya merasa Tuhan sudah baik, saya janji dan bilang Tuhan, tadinya saya sudah mau mati dan tidak ada obat tapi sekarang saya semakin sehat makanya saya masuk pertanian dan mengajari orang-orang gaya hidup sehat," jelas dia.

Wirawan menyebutkan hal yang dia pelajari adalah jika hidup sehat adalah menyeimbangkan kerja organ inti agar bisa berjalan sempurna.

"Dulu kalau saya ngajarin orang nyanyi atau di musik, sekarang saya sayuran, pertanian, makan sehat nomor satu," imbuh dia. Dia mulai mendirikan greenhouse untuk menjadi laboratorium eksperimen bercocok tanam menggunakan hidroponik. Ini yang merupakan awal Hydrofarm.

Selama 5 tahun dia bersama anak-anaknya membangun smart system untuk hydroponik. "Saya belum jualan, saya masih eksperimen dulu," ujarnya.

Dia menyebutkan dirinya juga mempelajari teknik-teknik pertanian di beberapa wilayah di Indonesia. Menurut dia saat itu teknologi pertaniannya masih sangat tradisional dan ketinggalan berpuluh-puluh tahun.

Sekarang dia berupaya mengajak para petani untuk memajukan sektor pertanian agar bisa menghasilkan kualitas yang bagus. Menurut dia pertanian di Indonesia masih perlu sama-sama dibangun.

Hydrofarm sendiri berasal dari Hydro yang berarti air dan Farm pertanian. Di sini dia berkomitmen menciptakan kesadaran hidup sehat melalui pertanian hidroponik yang tepat.

Kemudian keahlian dan teknologi tinggi digabungkan untuk memberikan kualitas terbaik dalam sistem dan produksi hidroponik.

Hydrofarm saat ini memasok produk pertanian dan perkebunan hidroponik terbesar di Indonesia. Selain itu Hydrofarm juga menyediakan berbagai kebutuhan hidroponik baik skala kecil maupun besar.

Saat ini Hydrofarm memiliki anak perusahaan yang bergerak di dalam dunia kesehatan dan produk organik seperti Eat Me Brand dan Suka.

Eat Me Brand adalah merek yang menyediakan produk pertanian berteknologi tinggi dan greenhouse berkontrol iklim. Hal ini diharapkan bisa mengoptimalkan pertumbuhan dan kualitas tanaman sehingga menghasilkan buah dan sayur yang segar, bebas pestisida, non GMO, bersih dari virus dan bakteri serta mengandung nutrisi yang lebih tinggi. - PT Kontak Perkasa Futures

Sumber : detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar