PT Kontak Perkasa Futures - Rata-rata indeks saham utama AS pada perdagangan Senin (25/1) kemarin ditutup di level terbaiknya. Bahkan S&P dan Nasdaq masih ditutup pada level rekornya.
Indeks S&P 500 naik 13,89 poin atau 0,36% menjadi 3.855,36 dan Nasdaq Composite bertambah 92,93 poin, atau 0,69%, menjadi 13.635,99. Meski begitu, ada juga yang mengalami penurunan seperti Dow Jones Industrial Average yang turun 36,98 poin atau 0,12% menjadi 30.960.
Pergerakan harga saham di bursa AS sebenarnya masih diselimuti kekhawatiran investor soal stimulus fiskal sehingga mengurangi optimisme di awal pekan untuk mendapatkan laporan keuangan dari perusahaan berkapitalisasi besar (mega-cap).
Investor mengalihkan fokus mereka ke Senat AS, yang akan mengesahkan undang-undang bantuan COVID-19 sebelum persidangan pemakzulan mantan Presiden Donald Trump pada awal Februari mendatang.
Saham bergerak lebih rendah setelah Pemimpin Mayoritas Demokrat Chuck Schumer memperingatkan, pengesahan RUU stimulus mungkin saja bakal mengalami penundaan selama empat hingga enam minggu ke depan.
Pejabat dalam pemerintahan Presiden Joe Biden mencoba untuk mencegah kekhawatiran Partai Republik yang menilai proposal bantuan pandemi senilai $ 1,9 triliun terlalu mahal.
"Apa yang benar-benar menopang pasar adalah stimulus," kata Joe Saluzzi, co-manager perdagangan di Themis Trading di Chatham, New Jersey, Selasa (26/1/2021).
"Pasar menyukai uang, entah itu fiskal atau moneter, dan sekarang Anda memiliki keduanya. Jadi jika Anda menarik karpet dari rencana stimulus, itu mungkin menjadi masalah, tetapi mereka tidak akan melakukannya," sambungnya. - PT Kontak Perkasa Futures
Sumber : detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar