PT Kontak Perkasa - Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Hadiwinoto meninggal dunia, Rabu (31/3). Gusti Hadi adalah adik lelaki tertua Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X. Dia adalah termasuk dalam barisan para pangeran yang menentang keras Maklumat Sultan pada 2015 berisi sabda dan dhawuh raja yang memicu keretakan hubungan internal para kerabat Keraton Yogyakarta hingga saat ini.
Kabar wafatnya Gusti Hadiwinoto dikonfirmasi oleh juru bicara RSUP Dr Sardjito, Banu Hermawan, Rabu (31/3). "Serangan jantung," demikian disampaikan Banu.
Pihak Keraton Yogyakarta kemudian juga membenarkan kabar duka tersebut. Pihak keraton juga membenarkan bahwa pangeran sepuh berusia 72 tahun itu adalah adik lelaki tertua dari Sri Sultan HB X.
"Nggih (adik lelaki Suktan). Jadi urutannya, yang sekandung (dengan Sri Sultan HB X) dari ibu Windyaningrum itu ada 4 anak, paling tua perempuan Gusti Kus, kedua Ngarsa Dalem (HB X), yang ketiga Gusti Hadi dan yang bungsu Gusti Joyo," kata Wakil Penghageng Parentah Hageng Keraton Yogyakarta, KPH Yudhahadiningrat, Rabu (31/3).
Jenazah Gusti Hadiwinoto akan disemayamkan di Timoho, Kalurahan Muja-Muju, Yogyakarta. Direncanakan jenazah akan dimakamkan hari ini, Kamis (1/4/2021).
"Dimakamkan besok (Kamis) pagi, jam 10.00 WIB di Pemakaman Kagungan Dalem Hastorenggo Kota Gede, Kota Yogyakarta. Untuk disemayamkannya di Timoho (Kalurahan Muja-Muju, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta)," lanjut KPH Yudhahadiningrat.
Selama ini Gusti Hadi dikenal luas sebagai kerabat keraton yang paling memahami tentang seluk beluk aset pertanahan Keraton Kasultanan Yogyakarta. Hingga akhir hayatnya juga masih menjabat sebagai Penghageng Tepas Panitikismo.
"Saya baru tiga hari yang lalu rapat dengan beliau soal pertanahan itu. Rapat terakhir di kantor saya masih beliau masih dengan tidak kelihatan gerah masih banyak informasi yang disampaikan beliau karena beliau ini kalau tentang tanah kasultanan paling menguasai," kata Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji, saat ditemui wartawan, Rabu (31/3).
Namun demikian, Gusti Hadiwinoto adalah salah satu pangeran keraton yang tegas menolak Sabda Raja pada tahun 2015.
"Semua Putra Putri HB IX menolak. Waktu itu dari 16 putra putri HB IX yang masih hidup, itu 15 menolak sabda-sabda," ujar Salah satu adik Sri Sultan HB X, GBPH Prabukusumo.
Pihak keraton menyatakan duka cita atas wafatnya sang pangeran sepuh. Sebagai penghormatan khusus, Keraton Yogyakarta tidak membunyikan gamelan selama 3 hari. Pemberlakuan itu dimulai sejak Rabu. - PT Kontak Perkasa
Sumber : detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar