Rabu, 17 Juli 2019
Heboh Imbauan Dilarang Foto di Pesawat Garuda
PT Kontak Perkasa Futures - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) merilis edaran yang mengimbau penumpangnya tidak mengambil foto di dalam kabin pesawat. Larangan pihak maskapai intinya tidak memperbolehkan mendokumentasikan apapun di kabin.
Namun atas pertimbangan tertentu pihak maskapai memberi kelonggaran untuk penumpang mengambil foto. Imbauan terkait itu pun masih dalam penyempurnaan
Manajemen Garuda Indonesia mengimbau penumpang untuk tidak mendokumentasikan kegiatan apapun di dalam kabin pesawat.
Dalam edaran yang diterima, Garuda mengimbau penumpang agar tidak mengambil foto atau merekam video di dalam pesawat. Hal ini bertujuan menjaga ketertiban dalam kabin, menunjang keselamatan operasi penerbangan, kelancaran pelayanan selama penerbangan, dan menghormati hak yang dimiliki penumpang.
"Diimbau kepada penumpang agar tidak mengambil gambar, baik photo atau video atau mendokumentasikan segala kegiatan di dalam kabin pesawat dimaksudkan untuk menjaga privasi yang dimiliki para penumpang dan awak kabin," sebut edaran Garuda Indonesia yang diterima, Selasa (16/7/2019).
Hal ini bertujuan untuk menghindarkan complain dari penumpang lain atas kegiatan pengambilan gambar oleh salah satu penumpang tanpa izin.
"Himbauan ini dimaksudkan agar seluruh operasi penerbangan garuda Indonesia comply dengan aturan dan perundang-undangan yang sudah berlaku termasuk UU penerbangan dan UU ITE, dan UU terkait lainnya," katanya.
Garuda Indonesia menegaskan tetap memperbolehkan penumpang mengambil foto di pesawat. Dengan syarat tidak mengganggu kenyamanan penumpang lain.
Namun tak lama, Garuda dalam keterangan terbarunya menyebut edaran tersebut sifatnya belum final dan bukan untuk konsumsi publik.
"Garuda Indonesia telah menyempurnakan surat edaran dimaksud yang berisi imbauan agar penumpang menghormati privasi penumpang lain dan awak pesawat yang sedang bertugas," tutur VP Corporate Communications Garuda Indonesia Ikhsan Rosan dalam keterangannya.
Meski begitu, Ikhsan menegaskan penumpang masih boleh mengambil foto dan video untuk kepentingan pribadi seperti swafoto, asalkan tidak mengganggu penumpang lain. - PT Kontak Perkasa Futures
Sumber : detik.com
Senin, 15 Juli 2019
Disdik Sumsel Investigasi soal Siswa SMA Taruna Tewas Saat MOS, Ini Hasilnya
Kontak Perkasa Futures - Dinas Pendidikan (Disdik) Sumatera Selatan (Sumsel) telah menyelesaikan investigasi soal siswa SMA Taruna Indonesia meninggal saat MOS di sekolah. Hasilnya, tidak ada pelanggaran kurikulum.
"Kami sudah investigasi kurikulum, tidak ada pelanggaran. Semua berjalan sesuai aturan di Diknas," kata Kadisdik Sumsel, Widodo ketika ditemui wartawan di SMA Taruna Indonesia, Senin (15/7/2019).
Investigasi, lanjut Widodo, dilakukan dari wawancara dengan pihak sekolah, siswa, dan orang tua siswa. Sementara untuk di kurikulum, Diadik melakukan pemeriksaan berkas pendirian serta standar perizinan sekolah.
"Semua sudah kita lakukan. Wawancara, tatap muka, cek ke sekolah atau berkas kapan sekolah didirikan, jadi izin semua lengkap. Tidak ada masalah," katanya.
Sementara terkait siswa baru meninggal saat mengikuti MOS, Widodo sudah berkoordinasi dengan tim Kemendikbud. Termasuk menyerahkan adanya dugaan pidana kepada pihak kepolisian.
"Saya udah laporkan ini ke Kementerian, perkembangan apa aja saya sampaikan. Kalau ada pidana atau apapun itu tentu pihak kepolisian," katanya.
Dari pantauan detikcom di lokasi, terlihat aktivitas sekolah telah mulai aktif. Hanya saja belum ada kegiatan belajar mengajar karena beberapa guru dan pembina saat ini masih menjalani pemeriksaan.
Baca juga: Siswa SMA Taruna Meninggal Saat MOS, Mendikbud Larang Perpeloncoan
Untuk diketahui, Delwyn Berli Juliandro (14) meninggal di RS Myria, Palembang. Korban disebut sempat kejang-kejang dan pingsan saat mengikuti rangkaian kegiatan MOS, Jumat (12/7) malam.
Melihat kondisi korban kejang, panitia pun langsung membawa korban ke RS Myria. Korban dilaporkan meninggal pada Sabtu (13/7) sekitar pukul 04.00 WIB.
Ibu kandung korban, Berce (41), yang tak terima langsung melaporkan kejadian ini ke Polresta Palembang. Dalam laporan itu, Berce melihat banyak luka lebam di tubuh korban. - Kontak Perkasa Futures
"Kami sudah investigasi kurikulum, tidak ada pelanggaran. Semua berjalan sesuai aturan di Diknas," kata Kadisdik Sumsel, Widodo ketika ditemui wartawan di SMA Taruna Indonesia, Senin (15/7/2019).
Investigasi, lanjut Widodo, dilakukan dari wawancara dengan pihak sekolah, siswa, dan orang tua siswa. Sementara untuk di kurikulum, Diadik melakukan pemeriksaan berkas pendirian serta standar perizinan sekolah.
"Semua sudah kita lakukan. Wawancara, tatap muka, cek ke sekolah atau berkas kapan sekolah didirikan, jadi izin semua lengkap. Tidak ada masalah," katanya.
Sementara terkait siswa baru meninggal saat mengikuti MOS, Widodo sudah berkoordinasi dengan tim Kemendikbud. Termasuk menyerahkan adanya dugaan pidana kepada pihak kepolisian.
"Saya udah laporkan ini ke Kementerian, perkembangan apa aja saya sampaikan. Kalau ada pidana atau apapun itu tentu pihak kepolisian," katanya.
Dari pantauan detikcom di lokasi, terlihat aktivitas sekolah telah mulai aktif. Hanya saja belum ada kegiatan belajar mengajar karena beberapa guru dan pembina saat ini masih menjalani pemeriksaan.
Baca juga: Siswa SMA Taruna Meninggal Saat MOS, Mendikbud Larang Perpeloncoan
Untuk diketahui, Delwyn Berli Juliandro (14) meninggal di RS Myria, Palembang. Korban disebut sempat kejang-kejang dan pingsan saat mengikuti rangkaian kegiatan MOS, Jumat (12/7) malam.
Melihat kondisi korban kejang, panitia pun langsung membawa korban ke RS Myria. Korban dilaporkan meninggal pada Sabtu (13/7) sekitar pukul 04.00 WIB.
Ibu kandung korban, Berce (41), yang tak terima langsung melaporkan kejadian ini ke Polresta Palembang. Dalam laporan itu, Berce melihat banyak luka lebam di tubuh korban. - Kontak Perkasa Futures
Sumber : detik.com
Kamis, 11 Juli 2019
Diduga Alihkan Suara Caleg, 6 Komisioner KPU Papua Dipanggil Gakkumdu
Kontak Perkasa Futures - Sentra Penegakkan Hukum Terpadu (Gakkumdu) Papua mengagendakan pemeriksaan terhadap 6 komisioner KPU Papua. Mereka diduga melakukan pengalihan suara calon anggota legislatif dari salah satu partai.
6 Komisioner yang akan dipanggil itu ialah Melkianus Kambu, Theodorus Kossay, Zandra Mambrasar, Zufri Abubakar, Diana Simbiak dan Fransiskus Letsoin. Mereka seharusnya dipanggil Rabu (10/7) tapi tak ada yang hadir. Gakkumdu pun mengagendakan pemanggilan ulang pada Jumat (12/7).
Koordinator penyidik Gakkumdu Papua AKBP Steven Tauran, mengatakan, Gakkumdu sudah mengirim surat panggilan untuk pemeriksaan terhadap keenam Komisioner KPU Papua.
"Namun keenam anggota Gakkumdu tidak ada yang memenuhi panggilan penyidik (Rabu) guna diperiksa penyidik," kata Tauran, Kamis (11/7/2019).
Tauran menambahkan, surat panggilan untuk pemeriksaan Jumat (12/7) sudah dilayangkan dan diharapkan mereka memenuhi panggilan penyidik Gakkumdu.
Dalam surat panggilan yang dilayangkan 6 komisioner itu diduga melanggar pasal 55 UU Nomor 7 Tahun 2017. Adapun laporan itu dibuat oleh warga bernama Ronald Engko di SPKT Polda Papua tanggal 25 Juni lalu. - Kontak Perkasa Futures
6 Komisioner yang akan dipanggil itu ialah Melkianus Kambu, Theodorus Kossay, Zandra Mambrasar, Zufri Abubakar, Diana Simbiak dan Fransiskus Letsoin. Mereka seharusnya dipanggil Rabu (10/7) tapi tak ada yang hadir. Gakkumdu pun mengagendakan pemanggilan ulang pada Jumat (12/7).
Koordinator penyidik Gakkumdu Papua AKBP Steven Tauran, mengatakan, Gakkumdu sudah mengirim surat panggilan untuk pemeriksaan terhadap keenam Komisioner KPU Papua.
"Namun keenam anggota Gakkumdu tidak ada yang memenuhi panggilan penyidik (Rabu) guna diperiksa penyidik," kata Tauran, Kamis (11/7/2019).
Tauran menambahkan, surat panggilan untuk pemeriksaan Jumat (12/7) sudah dilayangkan dan diharapkan mereka memenuhi panggilan penyidik Gakkumdu.
Dalam surat panggilan yang dilayangkan 6 komisioner itu diduga melanggar pasal 55 UU Nomor 7 Tahun 2017. Adapun laporan itu dibuat oleh warga bernama Ronald Engko di SPKT Polda Papua tanggal 25 Juni lalu. - Kontak Perkasa Futures
Sumber : detik.com
Rabu, 10 Juli 2019
Macet Jakarta Diklaim Turun, Perlukah Ganjil Genap 15 Jam?
PT Kontak Perkasa - Kemacetan di Ibu Kota Jakarta diklaim menurun sepanjang tahun 2018. Indonesia menduduki peringkat ketujuh kota termacet di dunia. Tingkat kemacetannya sebesar 53% atau turun 7% dari 2017.
Ada beberapa faktor yang membuat kemacetan Jakarta menurun, salah satunya adalah pembangunan di bidang transportasi yang memang tengah jor-joran dibangun oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta.
Meski begitu, baru-baru ini ada usulan untuk kembali memberlakukan kebijakan ganjil-genap yang sama ketika Asian Games 2018 berlangsung.
Saat itu, ganjil-genap diterapkan selama 15 jam dari pukul 06.00-21.00. Hanya mobil dengan pelat nomor yang sesuai dengan tanggal ganjil atau genap boleh melintas. Ruas jalan yang diberlakukan ganjil genap Asian Games 2018 pun lebih luas dibanding saat ini.
Saat ini kebijakan ganjil genap berlaku mulai jam 06.00 hingga pukul 10.00 dan 16.00 sampai 20.00.
Usulan untuk memberlakukan kebijakan ganjil genap Asian Games 2018 muncul dari Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) karena dinilai efektif dapat menekan kemacetan di Ibu Kota.
BPTJ sendiri telah melakukan evaluasi yang menunjukkan bahwa kinerja lalu lintas saat ini dibandingkan dengan saat penyelenggaraan Asian Games 2018 telah mengalami penurunan sebesar 17% dari 36,99 km/jam menjadi 30,85 km/jam.
Sementara saat ganjil-genap Asian Games 2018 diberlakukan, kecepatan rata-rata lalu lintas mengalami peningkatan sebesar 44,08 persen.
"Kita dulu kan pernah melakukan rekayasa lalu lintas pada saat Asian Games, pada saat Asian Games relatif masyarakat happy, sukses dengan kondisi lalu lintas seperti itu," kata Kepala BPTJ Bambang Prihartono saat dikonfirmasi.
BPTJ telah melayangkan surat bernomor TJ.102/1/2/BPTJ-2019 ke Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Namun hingga saat ini surat tersebut masih menunggu respons dari Anies. - PT Kontak Perkasa
Ada beberapa faktor yang membuat kemacetan Jakarta menurun, salah satunya adalah pembangunan di bidang transportasi yang memang tengah jor-joran dibangun oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta.
Meski begitu, baru-baru ini ada usulan untuk kembali memberlakukan kebijakan ganjil-genap yang sama ketika Asian Games 2018 berlangsung.
Saat itu, ganjil-genap diterapkan selama 15 jam dari pukul 06.00-21.00. Hanya mobil dengan pelat nomor yang sesuai dengan tanggal ganjil atau genap boleh melintas. Ruas jalan yang diberlakukan ganjil genap Asian Games 2018 pun lebih luas dibanding saat ini.
Saat ini kebijakan ganjil genap berlaku mulai jam 06.00 hingga pukul 10.00 dan 16.00 sampai 20.00.
Usulan untuk memberlakukan kebijakan ganjil genap Asian Games 2018 muncul dari Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) karena dinilai efektif dapat menekan kemacetan di Ibu Kota.
BPTJ sendiri telah melakukan evaluasi yang menunjukkan bahwa kinerja lalu lintas saat ini dibandingkan dengan saat penyelenggaraan Asian Games 2018 telah mengalami penurunan sebesar 17% dari 36,99 km/jam menjadi 30,85 km/jam.
Sementara saat ganjil-genap Asian Games 2018 diberlakukan, kecepatan rata-rata lalu lintas mengalami peningkatan sebesar 44,08 persen.
"Kita dulu kan pernah melakukan rekayasa lalu lintas pada saat Asian Games, pada saat Asian Games relatif masyarakat happy, sukses dengan kondisi lalu lintas seperti itu," kata Kepala BPTJ Bambang Prihartono saat dikonfirmasi.
BPTJ telah melayangkan surat bernomor TJ.102/1/2/BPTJ-2019 ke Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Namun hingga saat ini surat tersebut masih menunggu respons dari Anies. - PT Kontak Perkasa
Sumber : detik.com
Selasa, 09 Juli 2019
Duh! Mobil Mewah Ini Dipenuhi Pembalut, Lagi-lagi karena Parkir Liar
PT Kontak Perkasa Futures - Lagi-lagi masalah parkir sembarangan membuat sial pemilik mobilnya. Kali ini terjadi di Hanoi, Vietnam, ketika sebuah mobil mewah dipenuhi pembalut wanita.
Sebuah Maserati berkelir merah di Hanoi, Vietnam diparkir sembarangan. Mobil itu menutupi akses jalan keluar-masuk perumahan sehingga menyulitkan pengguna jalan lain.
Diberitakan China Press, karena parkir sembarangan itu, mobil Maserati dipenuhi pembalut. Bagian atap, kap mesin, kaca depan ditempeli oleh pembalut wanita.
Ketika siap mengambil mobilnya, pria pemilik Maserati tersebut kaget. Dia kemudian mencoba melepaskan pembalut itu satu per satu. Tapi, tampaknya tak semua pembalut yang tertempel bisa ia lepaskan, karena saat mobil melaju masih banyak pembalut di mobil itu.
Dia hanya melepas pembalut di kaca depan bagian pengemudi. Setidaknya itu memudahkannya ketika ia menyetir mobil itu.
Menurut warga lokal, setelah dibukanya toko milk tea di sana, banyak orang yang memarkir mobil sembarangan, bahkan sampai menutupi persimpangan jalan.
Parkir sembarangan ini tidak hanya terjadi sekali. Lebih parah, mobil yang parkir sembarangan bahkan dibikin rusak. Ada mobil parkir sembarangan yang dicoret pakai cat semprot, ada juga yang bodi mobilnya dibareti. - PT Kontak Perkasa Futures
Sebuah Maserati berkelir merah di Hanoi, Vietnam diparkir sembarangan. Mobil itu menutupi akses jalan keluar-masuk perumahan sehingga menyulitkan pengguna jalan lain.
Diberitakan China Press, karena parkir sembarangan itu, mobil Maserati dipenuhi pembalut. Bagian atap, kap mesin, kaca depan ditempeli oleh pembalut wanita.
Ketika siap mengambil mobilnya, pria pemilik Maserati tersebut kaget. Dia kemudian mencoba melepaskan pembalut itu satu per satu. Tapi, tampaknya tak semua pembalut yang tertempel bisa ia lepaskan, karena saat mobil melaju masih banyak pembalut di mobil itu.
Dia hanya melepas pembalut di kaca depan bagian pengemudi. Setidaknya itu memudahkannya ketika ia menyetir mobil itu.
Menurut warga lokal, setelah dibukanya toko milk tea di sana, banyak orang yang memarkir mobil sembarangan, bahkan sampai menutupi persimpangan jalan.
Parkir sembarangan ini tidak hanya terjadi sekali. Lebih parah, mobil yang parkir sembarangan bahkan dibikin rusak. Ada mobil parkir sembarangan yang dicoret pakai cat semprot, ada juga yang bodi mobilnya dibareti. - PT Kontak Perkasa Futures
Sumber : detik.com
Senin, 08 Juli 2019
2 Penembakan di Kulon Progo dalam 5 Bulan, Pelakunya Belum Terungkap
PT Kontak Perkasa - Dalam lima bulan terakhir, terjadi dua kali aksi teror berupa penembakan oleh orang tak dikenal (OTK) di Kabupaten Kulon Progo. Sejauh ini belum ada pelaku yang berhasil ditangkap.
Peristiwa pertama terjadi pada 26 Maret lalu, sebuah diler sepeda motor ditembaki OTK. Peristiwa kedua berupa penembakan pos polisi lalu lintas, Kamis (4/7) pekan lalu.
"Iya (kasus kedua)," kata Direktur Reskrimum Polda DIY, Kombes Pol Hadi Utomo di Mapolda DIY, Jalan Padjajaran Ringroad Utara, Sleman, Senin (8/7/2019).
Polisi masih mendalami dua kasus tersebut. Diduga pelaku dari dua aksi penembakan itu adalah orang berbeda.
"Nggak (sama), beda, beda (pelakunya)," sebut Hadi.
Kesimpulan itu, Hadi melanjutkan, dilihat dari hasil penyelidikan sementara serta akibat yang ditimbulkan. "Akibat yang ditimbulkan yang pertama lebih kecil. Yang ini (pospol), dia pakai airgun yang sudah dimodifikasi," terang Hadi.
Seperti diberitakan detikcom pada 26 Maret 2019, sebuah diler motor di Jalan Wates-Yogya Km 2, Desa Giripeni, Wates, Kulon Progo, ditembaki orang tak dikenal.
"Tembakan mengenai kaca depan, ada dua lubang. Ini masih didalami," kata Kapolres Kulon Progo, AKBP Anggara Nasution, kepada wartawan saat mengecek TKP, Selasa (26/3).
Peristiwa penembakan terjadi sekitar pukul 03.00 WIB dini hari. Penjaga malam diler, Suroto, mengaku terbangun setelah mendengar suara seperti kaca pecah. Saat dicek, dia tidak menemukan pecahan kaca. Kondisi gerbang depan juga masih terkunci rapat.
"Baru pagi tadi saya lihat ada dua lubang di kaca, langsung saya melapor ke polisi," jelas Suroto.
Polisi menyelidiki peristiwa ini dengan melakukan olah TKP dan pemeriksaan saksi-saksi.
"Kita olah TKP, mintai keterangan saksi-saksi, termasuk cek CCTV untuk mengidentifikasi pelaku," kata Anggara.
Anggara menyimpulkan peristiwa penembakan itu bukan merupakan teror. "Bukan teror, ini kita masih lidik," sebutnya.
Hasil olah TKP, ditemukan dua lingkaran bekas tembakan di kaca depan diler. Antara dua lubang itu berjarak sekitar 0,5 meter. Tak jauh dari kaca, polisi menemukan dua peluru berukuran 4,5 mm.
"Bukan peluru tajam, ditemukan dua mimis seperti peluru senapan angin, ukuran 4,5 mm. Jadi dugaan sementara, tembakan berasal dari senapan angin atau airsoft gun," terangnya.
"Peluru hanya mengenai kaca dan memantul keluar, tidak menembus sampai ke dalam diler," imbuh Anggara.
Sedangkan peristiwa pos polisi lalu lintas Siluwok yang ditembak oleh orang tak dikenal terjadi Kamis (4/7) sekitar pukul 04.00 WIB. Dari olah TKP, polisi mengamankan sebutir gotri bewarna emas diameter 4,5 mm. Juga didapati sebuah lubang tak lebih dari 1 cm di kaca sisi depan pos. - PT Kontak Perkasa
Sumber : detik.com
Jumat, 05 Juli 2019
Dahnil Kaitkan Habib Rizieq dan Rekonsiliasi, Ini Respons Moeldoko
PT Kontak Perkasa Futures - Mantan Koordinator Juru Bicara Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak bicara soal rekonsiliasi antara Prabowo dan Joko Widodo (Jokowi). Dahnil menyarankan rekonsiliasi tersebut dimanfaatkan untuk membawa pulang Habib Rizieq Syihab ke Indonesia.
"Ini pandangan pribadi saya, bila narasi rekonsiliasi politik mau digunakan, agaknya yang paling tepat beri kesempatan kepada HABIB RIZIEQ kembali ke Indonesia," tulis Dahnil dalam akun Twitter-nya, Jumat (5/7/2019).
Selain itu, menurut dia, rekonsiliasi juga harus dimanfaatkan untuk menghentikan segala upaya kriminalisasi.
"Stop upaya kriminalisasi, semuanya saling memaafkan. Kita bangun toleransi yang otentik, stop narasi-narasi stigmatisasi radikalis dll," lanjutnya.
Rekonsiliasi Membicarakan Kepentingan Negara
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko lantas angkat bicara soal pernyataan Dahnil. Moeldoko mengatakan, rekonsiliasi dilakukan untuk membicarakan masalah bangsa dan negara. Bukan perorangan.
"Kita bicaranya sekali lagi bicara negara, sepanjang itu hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan negara, nasional Interest harus berfikir lebih panjang, jangan terjebak pemikiran pragmatis nanti menjadi mengganggu sistem negara ini," kata Moeldoko di Kantor Staf Kepresidenan, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Jumat, (5/7/2019).
Moeldoko juga sebelumnya menilai rekonsiliasi tak lagi menjadi agenda prioritas Jokowi. Meski mendukung rekonsiliasi, namun dia khawatir langkah tersebut justru dijadikan ajang untuk menegosiasikan kepentingan kelompok tertentu.
"Saya khawatir rekonsiliasi hanya membahas negosiasi hanya kepentingan kelompok tertentu. Kita ini negara loh memikirkan negara, angan kita terjebak antara satu elite ke elite jangan terjebak satu kelompok ke kelompok," ujarnya. - PT Kontak Perkasa Futures
"Ini pandangan pribadi saya, bila narasi rekonsiliasi politik mau digunakan, agaknya yang paling tepat beri kesempatan kepada HABIB RIZIEQ kembali ke Indonesia," tulis Dahnil dalam akun Twitter-nya, Jumat (5/7/2019).
Selain itu, menurut dia, rekonsiliasi juga harus dimanfaatkan untuk menghentikan segala upaya kriminalisasi.
"Stop upaya kriminalisasi, semuanya saling memaafkan. Kita bangun toleransi yang otentik, stop narasi-narasi stigmatisasi radikalis dll," lanjutnya.
Rekonsiliasi Membicarakan Kepentingan Negara
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko lantas angkat bicara soal pernyataan Dahnil. Moeldoko mengatakan, rekonsiliasi dilakukan untuk membicarakan masalah bangsa dan negara. Bukan perorangan.
"Kita bicaranya sekali lagi bicara negara, sepanjang itu hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan negara, nasional Interest harus berfikir lebih panjang, jangan terjebak pemikiran pragmatis nanti menjadi mengganggu sistem negara ini," kata Moeldoko di Kantor Staf Kepresidenan, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Jumat, (5/7/2019).
Moeldoko juga sebelumnya menilai rekonsiliasi tak lagi menjadi agenda prioritas Jokowi. Meski mendukung rekonsiliasi, namun dia khawatir langkah tersebut justru dijadikan ajang untuk menegosiasikan kepentingan kelompok tertentu.
"Saya khawatir rekonsiliasi hanya membahas negosiasi hanya kepentingan kelompok tertentu. Kita ini negara loh memikirkan negara, angan kita terjebak antara satu elite ke elite jangan terjebak satu kelompok ke kelompok," ujarnya. - PT Kontak Perkasa Futures
Langganan:
Postingan (Atom)