PT Kontak Perkasa Futures - Pemerintah AS sedang mempersiapkan peringatan resmi bahwa peretas dan mata-mata China telah melakukan upaya untuk mencuri penelitian Amerika yang bertujuan untuk mengembangkan vaksin virus Corona COVID-19
.
Peringatan itu disebut akan dirilis dalam 'beberapa hari mendatang' oleh FBI dan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS. Laporan tersebut juga menambahkan peretas China mencari informasi tentang perawatan COVID-19 dan pengujian beberapa obat selain vaksin.
Disebutkan bahwa pemerintah AS sedang dalam mode 'siaga' atas upaya entitas China untuk meretas basis data penelitian virus Corona dengan adanya kemajuan beberapa perusahaan AS tentang solusi membantu mengendalikan wabah COVID-19. Pejabat AS menuduh para peretas terkait dengan pemerintah China.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, menanggapi laporan investigasi media AS dengan mengatakan bahwa China telah membuat kemajuan pesat dalam mengembangkan perawatan bagi pasien virus Corona.
"Kami memimpin dunia dalam pengobatan dan penelitian vaksin COVID-19. Tidak bermoral untuk menargetkan China dengan rumor dan fitnah tanpa adanya bukti," kata Zhao kepada wartawan di Beijing.
Gao Fu, kepala Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit China mengatakan kepada China Global Television Network, bahwa vaksin yang saat ini sedang berada di tahap dua dan tiga uji klinis dapat tersedia untuk penggunaan darurat pada bulan September mendatang.
The New York Times mengatakan pemerintah AS yang diharapkan akan memata-matai mata-mata China, dapat membuka jalan bagi operasi resmi yang disetujui oleh agen-agen AS yang terlibat dalam perang cyber, termasuk Pentagon's Cyber Command dan Badan Keamanan Nasional.
Pekan lalu dalam sebuah pesan, Inggris dan Amerika Serikat memperingatkan peningkatan serangan siber terhadap para petugas kesehatan yang terlibat dalam penanganan coronavirus oleh penjahat yang terorganisir. - PT Kontak Perkasa Futures
Peringatan itu disebut akan dirilis dalam 'beberapa hari mendatang' oleh FBI dan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS. Laporan tersebut juga menambahkan peretas China mencari informasi tentang perawatan COVID-19 dan pengujian beberapa obat selain vaksin.
Disebutkan bahwa pemerintah AS sedang dalam mode 'siaga' atas upaya entitas China untuk meretas basis data penelitian virus Corona dengan adanya kemajuan beberapa perusahaan AS tentang solusi membantu mengendalikan wabah COVID-19. Pejabat AS menuduh para peretas terkait dengan pemerintah China.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, menanggapi laporan investigasi media AS dengan mengatakan bahwa China telah membuat kemajuan pesat dalam mengembangkan perawatan bagi pasien virus Corona.
"Kami memimpin dunia dalam pengobatan dan penelitian vaksin COVID-19. Tidak bermoral untuk menargetkan China dengan rumor dan fitnah tanpa adanya bukti," kata Zhao kepada wartawan di Beijing.
Gao Fu, kepala Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit China mengatakan kepada China Global Television Network, bahwa vaksin yang saat ini sedang berada di tahap dua dan tiga uji klinis dapat tersedia untuk penggunaan darurat pada bulan September mendatang.
The New York Times mengatakan pemerintah AS yang diharapkan akan memata-matai mata-mata China, dapat membuka jalan bagi operasi resmi yang disetujui oleh agen-agen AS yang terlibat dalam perang cyber, termasuk Pentagon's Cyber Command dan Badan Keamanan Nasional.
Pekan lalu dalam sebuah pesan, Inggris dan Amerika Serikat memperingatkan peningkatan serangan siber terhadap para petugas kesehatan yang terlibat dalam penanganan coronavirus oleh penjahat yang terorganisir. - PT Kontak Perkasa Futures
Sumber : detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar