PT Kontak Perkasa - Pesawat pengebom B-52 milik Amerika Serikat (AS) mengudara di dekat pulau-pulau sengketa di perairan Laut China Selatan. Ini menjadi momen pertama dalam beberapa bulan terakhir bagi AS untuk mengirimkan pengebom jenis B-52 ke perairan yang menjadi sengketa banyak negara itu.
"Dua pengebom B-52H Stratofortress lepas landas dari Pangkalan Udara Andersen di Guam dan berpartisipasi dalam misi latihan rutin, pada 4 Maret 2019," sebut Pasukan Udara Pasifik AS dalam pernyataannya, Rabu (6/3/2019).
Pasukan Udara Pasifik AS selama ini bertugas mengawasi operasi udara AS di kawasan Pasifik.
"Salah satu pengebom melakukan latihan di sekitar Laut China Selatan sebelum kembali ke Guam, sementara satu pengebom lainnya melakukan latihan di sekitar Jepang dalam koordinasi dengan Angkatan Laut AS dan bersama mitra Angkatan Udara Jepang sebelum kembali ke Guam," jelas pernyataan itu.
Disebutkan lebih lanjut bahwa dua operasi penerbangan itu merupakan bagian dari misi 'Continuous Bomber Presence' yang dijalankan Komando Pasifik AS sejak lama. Militer AS menegaskan bahwa misi itu bertujuan untuk menjaga kesiapan pasukan AS.
Ditegaskan Angkatan Laut AS bahwa misi penerbangan pada Senin (4/3) lalu sudah sejalan dengan hukum internasional.
AS selama ini diketahui secara rutin mengerahkan pesawat pengebom miliknya ke sekitar perairan Laut China Selatan. Namun pengerahan pada Senin (4/3) merupakan momen pertama yang melibatkan pengebom jenis B-52 yang berkemampuan nuklir sejak November tahun lalu.
Sejak tahun 2004, militer AS merotasi pengerahan pesawat pengebom B-1, B-52 dan B-2 dari Pangkalan Udara Andersen di Guam, sebagai bagian dari misi 'Continuous Bomber Presence'. Otoritas China yang terlibat sengketa perairan Laut China Selatan sangat sensitif dengan kehadiran militer AS di dekat lokasi-lokasi dibangunnya pulau-pulau buatan, yang juga menjadi lokasi dibangunnya fasilitas-fasilitas militer China itu.
Pada September tahun lalu, sebuah kapal perang China berlayar sangat dekat, hanya berjarak 41 meter, dengan sebuah kapal militer AS, USS Decatur. Hal ini memaksa kapal perang AS untuk bermanuver demi menghindari tabrakan. Angkatan Laut AS menyebut aksi China itu 'tidak aman dan tidak profesional'.
Belum ada tanggapan resmi dari otoritas China terkait pengerahan terbaru B-52 ke dekat Laut China Selatan ini. - PT Kontak Perkasa
"Dua pengebom B-52H Stratofortress lepas landas dari Pangkalan Udara Andersen di Guam dan berpartisipasi dalam misi latihan rutin, pada 4 Maret 2019," sebut Pasukan Udara Pasifik AS dalam pernyataannya, Rabu (6/3/2019).
Pasukan Udara Pasifik AS selama ini bertugas mengawasi operasi udara AS di kawasan Pasifik.
"Salah satu pengebom melakukan latihan di sekitar Laut China Selatan sebelum kembali ke Guam, sementara satu pengebom lainnya melakukan latihan di sekitar Jepang dalam koordinasi dengan Angkatan Laut AS dan bersama mitra Angkatan Udara Jepang sebelum kembali ke Guam," jelas pernyataan itu.
Disebutkan lebih lanjut bahwa dua operasi penerbangan itu merupakan bagian dari misi 'Continuous Bomber Presence' yang dijalankan Komando Pasifik AS sejak lama. Militer AS menegaskan bahwa misi itu bertujuan untuk menjaga kesiapan pasukan AS.
Ditegaskan Angkatan Laut AS bahwa misi penerbangan pada Senin (4/3) lalu sudah sejalan dengan hukum internasional.
AS selama ini diketahui secara rutin mengerahkan pesawat pengebom miliknya ke sekitar perairan Laut China Selatan. Namun pengerahan pada Senin (4/3) merupakan momen pertama yang melibatkan pengebom jenis B-52 yang berkemampuan nuklir sejak November tahun lalu.
Sejak tahun 2004, militer AS merotasi pengerahan pesawat pengebom B-1, B-52 dan B-2 dari Pangkalan Udara Andersen di Guam, sebagai bagian dari misi 'Continuous Bomber Presence'. Otoritas China yang terlibat sengketa perairan Laut China Selatan sangat sensitif dengan kehadiran militer AS di dekat lokasi-lokasi dibangunnya pulau-pulau buatan, yang juga menjadi lokasi dibangunnya fasilitas-fasilitas militer China itu.
Pada September tahun lalu, sebuah kapal perang China berlayar sangat dekat, hanya berjarak 41 meter, dengan sebuah kapal militer AS, USS Decatur. Hal ini memaksa kapal perang AS untuk bermanuver demi menghindari tabrakan. Angkatan Laut AS menyebut aksi China itu 'tidak aman dan tidak profesional'.
Belum ada tanggapan resmi dari otoritas China terkait pengerahan terbaru B-52 ke dekat Laut China Selatan ini. - PT Kontak Perkasa
Sumber : detik.com