PT Kontak Perkasa - Studi yang dipimpin oleh Universitas Oxford menemukan fakta baru. Pencampuran dua vaksin virus corona yang berbeda dapat menghasilkan respons kekebalan yang kuat.
Mereka menggabungkan vaksin AstraZeneca dengan suntikan Pfizer/BioNTech. Namun, penelitian ini menemukan bahwa respon imun dapat berbeda menurut urutan imunisasi.
"Kedua jadwal 'campuran' (Pfizer/BioNTech diikuti oleh AstraZeneca, dan AstraZeneca diikuti oleh Pfizer/BioNTech) menginduksi konsentrasi antibodi yang tinggi terhadap protein IgG lonjakan SARS-CoV2, " tulis catatan para peneliti, dikutip dari CNBC International, Selasa (29/6/2021).
"Ini berarti semua kemungkinan jadwal vaksinasi yang melibatkan vaksin AstraZeneca dan Pfizer/BioNTech berpotensi digunakan untuk melawan Covid-19."
Temuan ini juga diterbitkan di jurnal pracetak Lancet pada Senin (28/6/2021). Para peneliti mengatakan dosis vaksin diberikan empat minggu terpisah.
Para peneliti mencatat bahwa kedua jadwal campuran menginduksi antibodi yang lebih tinggi daripada suntikan AstraZeneca dua dosis standar. Oxford sendiri merupakan pihak yang terlibat dalam pengembangan vaksin AstraZeneca.
Saat ini, dua dosis yvaksin AstraZeneca direkomendasikan untuk diberikan dengan selang waktu delapan hingga 12 minggu. Uji klinis sebelumnya menemukan kesenjangan yang lebih panjang antara dosis meningkatkan kemanjuran vaksin AstraZeneca menjadi 82,4%, terhadap infeksi Covid-19 yang bergejala.
Universitas Oxford memimpin studi Com-COV, yang dijalankan oleh Konsorsium Evaluasi Jadwal Imunisasi Nasional. Ini didukung oleh pemerintah dengan dana sebesar US$ 9,7 juta. - PT Kontak Perkasa
Sumber : cnbcindonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar