PT KP Press - Harga minyak mentah dunia dibuka melemah pada perdagangan hari ini Senin (27/11/2023) di tengah memudarnya konflik Timur Tengah, di mana pembebasan beberapa sandera di Gaza.
Harga minyak mentah WTI dibuka lebih rendah 0,30% di posisi US$75,31 per barel, begitu juga dengan minyak mentah brent dibuka melemah 0,22% ke posisi US$80,4 per barel.
Pada perdagangan Jumat (24/11/2023), harga minyak mentah WTI ditutup anjlok 1,05% di posisi US$75,54 per barel, begitu juga dengan minyak mentah brent ditutup jatuh 1,03% ke posisi US$80,58 per barel.
Minyak turun pada perdagangan Jumat karena pembebasan beberapa sandera di Gaza mengurangi premi risiko geopolitik, tetapi harga minyak mencatat kenaikan pada mingguan dalam sepekan kemarin menjelang pertemuan OPEC+ pada pekan ini untuk memutuskan pengurangan produksi pada tahun 2024.
Kelompok sandera pertama yang dibebaskan dari penawanan di Gaza kembali ke Israel pada hari Jumat, pada hari pertama dari rencana gencatan senjata selama empat hari di mana pertukaran sandera lebih lanjut dengan tahanan Palestina akan dilakukan.
Kedua kontrak harga minyak mengalami kenaikan mingguan pertamanya pada pekan kemarin dalam lima minggu karena OPEC+ bersiap menghadapi pertemuan yang akan membahas agenda penurunan produksi setelah harga minyak turun baru-baru ini karena kekhawatiran permintaan dan meningkatnya pasokan, terutama dari produsen non-OPEC.
Kelompok OPEC+, yang terdiri dari organisasi negara-negara pengekspor minyak dan sekutunya termasuk Rusia, mengejutkan pasar pada hari Rabu dengan menunda tanggal 26 November menjadi 30 November setelah produsen kesulitan mencapai konsensus mengenai tingkat produksi.
OPEC+ semakin mendekati kompromi dengan produsen minyak Afrika mengenai tingkat produksi tahun 2024, menurut tiga sumber OPEC+ kepada Reuters.
"Hasil yang paling mungkin terjadi saat ini tampaknya adalah perpanjangan dari pemotongan yang sudah ada," ucap analis IG Tony Sycamore.
Penundaan yang mengejutkan ini pada awalnya membuat kontrak berjangka Brent turun sebanyak 4% dan WTI sebanyak 5% dalam perdagangan intraday pada hari Rabu. Perdagangan tetap tenang selama hari libur AS pada hari Kamis.
"Meskipun saya tidak terlalu terkejut melihat kebocoran atau komentar selama akhir pekan yang masih berdampak pada harga minyak pada pembukaan minggu depan, pertemuan sebenarnya yang terjadi pada hari Kamis dapat membuat pikiran para pedagang agak tenang," ujar Craig. Erlam, analis pasar senior di OANDA.
Titik terang datang dari prospek perekonomian jangka pendek di China. Data China baru-baru ini dan bantuan baru kepada sektor properti yang berhutang bisa menjadi "positif bagi tren jangka pendek pasar minyak", ucap analis CMC Markets, Tina Teng.
Namun kenaikan tersebut dapat dibatasi oleh stok minyak mentah AS yang lebih tinggi dan margin penyulingan yang buruk, yang menyebabkan melemahnya permintaan dari kilang-kilang AS, menurut para analis.
"Perkembangan fundamental bersifat bearish dengan meningkatnya persediaan minyak AS," ucap analis ANZ dalam sebuah catatan.
Namun, prospek jangka panjang di China masih lemah. Para analis mengatakan pertumbuhan permintaan minyak bisa melemah menjadi sekitar 4% pada semester pertama tahun 2024 karena krisis di sektor properti membebani penggunaan solar.
Pertumbuhan produksi non-OPEC akan tetap kuat, dengan perusahaan energi negara Brazil, Petrobras, berencana untuk menginvestasikan US$102 miliar selama lima tahun ke depan untuk meningkatkan produksi menjadi 3,2 juta barel setara minyak per hari (boepd) pada tahun 2028, naik dari 2,8 juta boepd pada tahun 2024. - PT KP Press
Sumber : cnbcindonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar