PT Kontak Perkasa Futures - Mutasi virus Corona D614G yang disebut-sebut 10 kali lebih menular rupanya ditemukan juga di Indonesia. Mutasi ini sudah ada di beberapa negara Asia termasuk Malaysia.
Prof Chairul A Nidom Guru Besar Universitas Airlangga (Unair) menjelaskan beberapa mutasi D614G ditemukan di Pulau Jawa. Prof Nidom menjelaskan mutasi tersebut telah ada sejak Maret lalu.
"Itu kan bukan hal aneh. Sudah lama ditemukan, di Indonesia sendiri dari data yang sudah dilaporkan itu ada beberapa," ungkapnya saat dihubungi, Jumat (28/8/2020).
"Beberapa dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat ada," lanjutnya.
Prof Nidom meyakini, jika lebih banyak melakukan sequencing, mutasi Corona D614G tersebut lebih banyak dilaporkan. Pasalnya, masih minim untuk memahami karakter virus.
"Saya yakin sekarang juga sudah banyak kalau sudah banyak yang disequencing," bebernya.
Terkait dengan klaim 10 kali lebih menular, Prof Nidom mengatakan hal tersebut belum bisa dipastikan. Belum ada studi lebih lanjut yang bisa membuktikan hal itu.
"Jadi kalau itu sebetulnya dugaan bahwa dengan perubahan atau mutasi dari (D) asam aspartat ke (G) glisin di no 614 itu bisa mempercepat penularan, tetapi belum ada bukti, artinya bagaimana mempercepatnya," pungkasnya. - PT Kontak Perkasa Futures
Prof Chairul A Nidom Guru Besar Universitas Airlangga (Unair) menjelaskan beberapa mutasi D614G ditemukan di Pulau Jawa. Prof Nidom menjelaskan mutasi tersebut telah ada sejak Maret lalu.
"Itu kan bukan hal aneh. Sudah lama ditemukan, di Indonesia sendiri dari data yang sudah dilaporkan itu ada beberapa," ungkapnya saat dihubungi, Jumat (28/8/2020).
"Beberapa dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat ada," lanjutnya.
Prof Nidom meyakini, jika lebih banyak melakukan sequencing, mutasi Corona D614G tersebut lebih banyak dilaporkan. Pasalnya, masih minim untuk memahami karakter virus.
"Saya yakin sekarang juga sudah banyak kalau sudah banyak yang disequencing," bebernya.
Terkait dengan klaim 10 kali lebih menular, Prof Nidom mengatakan hal tersebut belum bisa dipastikan. Belum ada studi lebih lanjut yang bisa membuktikan hal itu.
"Jadi kalau itu sebetulnya dugaan bahwa dengan perubahan atau mutasi dari (D) asam aspartat ke (G) glisin di no 614 itu bisa mempercepat penularan, tetapi belum ada bukti, artinya bagaimana mempercepatnya," pungkasnya. - PT Kontak Perkasa Futures
Sumber : detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar