PT Kontak Perkasa - Di saat puluhan perusahaan memamerkan inovasi terbaru mereka di gelaran CES 2019, FBI justru 'menggerebek' raksasa teknologi China, Huawei.
Penggrebekan ini dimulai saat startup kecil asal Illinois, AS, Akhan Semiconductor yang memproduksi layar Miraj Diamond Glass yang mereka sebut tidak bisa dihancurkan. Pada tahun 2018, Huawei pun memesan sampel layar tersebut, yang diklaim 10 kali lebih tahan gores dibandingkan Gorilla Glass.
Akhan pun mengirimkan sampel Miraj kepada tempat uji coba Huawei di San Diego pada bulan Maret 2018. Huawei seharusnya mengembalikan sampel tersebut dalam waktu 60 hari, tapi Huawei malah melewatkan tenggat waktunya dan baru mengembalikannya pada bulan Agustus.
Ketika dikembalikan, layar tersebut berada dalam kondisi patah menjadi dua dan beberapa pecahannya menghilang. Pendiri Akhan, Adam Khan pun curiga bahwa Huawei berusaha mencuri kekayaan intelektualnya dan akhirnya mengontak FBI.
FBI pun menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk menginvestigasi kasus ini. Seorang ahli gemologi forensik FBI juga menganalisis layar tersebut dan menyimpulkan bahwa Huawei kemungkinan menembak layar tersebut dengan laser 100 kilowatt hingga patah.
Tidak hanya itu, teknisi Huawei, Angel Han yang dihubungi Khan mengaku bahwa sampel tersebut dikirimkan ke China. Sehingga, Huawei melanggar hukum ekspor AS yang mengatur ekspor produk berlapis berlian.
Dua perwakilan Huawei akhirnya setuju untuk bertemu dengan Khan dan COO Akhan, Carl Shurboff di Las Vegas saat gelaran CES berlangsung dengan kedok bisnis normal. Khan dan Shurboff pun mengenakan mikrofon untuk merekam pembicaraan mereka, tapi perwakilan Huawei tidak mengakui kalau mereka melanggar hukum ekspor AS dan juga tidak menjelaskan bagaimana layar tersebut bisa rusak.
Tapi, mereka berhasil mendapatkan info yang cukup untuk meyakinkan juri agar mereka memperbolehkan FBI untuk menggrebek tempat uji coba Huawei di San Diego. Penggrebekan tersebut kemudian dilakukan beberapa minggu kemudian.
Huawei pada bulan lalu juga dituduh Jaksa Penuntut Federal AS telah mencuri rahasia perusahaan dan menyalahgunakan teknologi milik partner mereka yang juga operator AS, T-Mobile. Huawei tentu saja mengelak dari tuduhan tersebut dan bersikukuh kalau mereka tak melakukan pelanggaran. - PT Kontak Perkasa
Penggrebekan ini dimulai saat startup kecil asal Illinois, AS, Akhan Semiconductor yang memproduksi layar Miraj Diamond Glass yang mereka sebut tidak bisa dihancurkan. Pada tahun 2018, Huawei pun memesan sampel layar tersebut, yang diklaim 10 kali lebih tahan gores dibandingkan Gorilla Glass.
Akhan pun mengirimkan sampel Miraj kepada tempat uji coba Huawei di San Diego pada bulan Maret 2018. Huawei seharusnya mengembalikan sampel tersebut dalam waktu 60 hari, tapi Huawei malah melewatkan tenggat waktunya dan baru mengembalikannya pada bulan Agustus.
Ketika dikembalikan, layar tersebut berada dalam kondisi patah menjadi dua dan beberapa pecahannya menghilang. Pendiri Akhan, Adam Khan pun curiga bahwa Huawei berusaha mencuri kekayaan intelektualnya dan akhirnya mengontak FBI.
FBI pun menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk menginvestigasi kasus ini. Seorang ahli gemologi forensik FBI juga menganalisis layar tersebut dan menyimpulkan bahwa Huawei kemungkinan menembak layar tersebut dengan laser 100 kilowatt hingga patah.
Tidak hanya itu, teknisi Huawei, Angel Han yang dihubungi Khan mengaku bahwa sampel tersebut dikirimkan ke China. Sehingga, Huawei melanggar hukum ekspor AS yang mengatur ekspor produk berlapis berlian.
Dua perwakilan Huawei akhirnya setuju untuk bertemu dengan Khan dan COO Akhan, Carl Shurboff di Las Vegas saat gelaran CES berlangsung dengan kedok bisnis normal. Khan dan Shurboff pun mengenakan mikrofon untuk merekam pembicaraan mereka, tapi perwakilan Huawei tidak mengakui kalau mereka melanggar hukum ekspor AS dan juga tidak menjelaskan bagaimana layar tersebut bisa rusak.
Tapi, mereka berhasil mendapatkan info yang cukup untuk meyakinkan juri agar mereka memperbolehkan FBI untuk menggrebek tempat uji coba Huawei di San Diego. Penggrebekan tersebut kemudian dilakukan beberapa minggu kemudian.
Huawei pada bulan lalu juga dituduh Jaksa Penuntut Federal AS telah mencuri rahasia perusahaan dan menyalahgunakan teknologi milik partner mereka yang juga operator AS, T-Mobile. Huawei tentu saja mengelak dari tuduhan tersebut dan bersikukuh kalau mereka tak melakukan pelanggaran. - PT Kontak Perkasa
Sumber : detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar