Senin, 11 Februari 2019

Selepas Cipali, Tol Trans Jawa Terasa Seperti Hutan Kelam


PT Kontak Perkasa Futures - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan Tol Trans Jawa sejak Desember 2018 kemarin. Kini Jakarta hingga Surabaya resmi tersambung seutuhnya dengan jalan tol.

Tentu hadirnya Tol Trans Jawa menjadi alternatif jalur darat yang cukup baik bagi masyarakat Pulau Jawa. Waktu tempuh terpangkas begitu banyak jika melalui jalur tersebut. Namun Tol Trans Jawa tentu perlu beberapa peningkatan kualitas.

Beberapa hari yang lalu Tim detikcom menjajal jalur Tol Trans Jawa dari Jakarta hingga Semarang. Salah satu yang menjadi catatan adalah fasilitas penerangan jalan.

Saat masih berada di Tol Jakarta-Cikampek lampu penerangan jalan masih banyak berjejer di pinggir jalan. Meskipun kondisi jalan di ruas tol itu mulai banyak lubang dan retak.

Ketika mulai masuk Tol Cipali, keberadaan lampu jalan mulai hilang. Lampu penerangan hanya sedikit ditemui ketika ada persimpangan keluar tol dan mendekati rest area.

Jika berkendara di malam hari, pengendara harus ekstra hati-hati. Apalagi kondisi permukaan jalan yang masih dalam bentuk beton rigid membuat laju kendaraan semakin tidak nyaman.

Tapi jika masih di Cipali pengendara masih bisa sesekali berhenti untuk beristirahat. Terdapat 8 rest area, terdiri dari 4 rest area di jalur menuju barat dan 4 yang ada di jalur menuju timur. Jarak antara rest area hanya sekutar 20-30 km.

Namun selepas Cipali, jarak antara rest area mulai semakin jauh. Seperti di ruas Tol Palikanci misanya, dari rest area km 207 kemudian baru ada rest area lagi di km 379 atau tol Batang-Semarang. Itu artinya jarak antara rest area itu 172 km.

Gelapnya kondisi jalan Tol Trans Jawa bahkan menimbulkan aksi kriminalitas. Mansur misalnya, supir truk asal Lampung itu mengaku pernah mengalami pengalaman pahit di Tol Trans Jawa.

Suatu ketika Mansur pernah beristirahat di pinggir tol, lantaran terlalu lelah dan keberadaan rest area yang masih jauh. Saat istirahat dia terlelap, alhasil telepon genggamnya hilang.

"Bahkan kadang ban serep atau aki dicuri. Nggak tahu dari mana," ujarnya.

Keluhan yang sama juga dilontarkan oleh pengendara mobil pribadi, Teguh. Dia merasa minimnya penerangan membuatnya was-was dalam berkendara.

"Kalau kita lelah rencana kita mau berenti di pinggir jalan tapi lampu penerangannya minim. Jadi ya ngantuk enggak ngantuk kita paksain pelan. Lampu penerangan bisa dibilang enggak ada sama sekali," ujarnya.

Saat ditemui di rest area km 397, bahkan dia mengaku belum beristirahat sejak berhenti di rest area Cikampek. Teguh memaksakan diri untuk terus berkendara meski keadaan tubuh lelah.

"Kalau ada trouble di jalan juga pertolongannya bisa lama. Mungkin tol ini terlalu terburu-buru, tapi mungkin ada masyarakat ada yang terbantu tapi ada juga yang merasa tidak nyaman," keluhnya. - PT Kontak Perkasa Futures

Sumber : detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar