PT Kontak Perkasa - Evaluasi tarif ojek online terus dilakukan pemerintah. Sebelumnya, beberapa hari lalu, Kementerian Perhubungan baru saja mengumpulkan pihak driver ojol dengan beberapa pihak terkait.
Menurut Direktur Angkutan Jalan Ditjen Perhubungan Darat Ahmad Yani mengatakan bahwa hasil pertemuan sudah disampaikan ke Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi untuk selanjutnya akan dibahas lebih lanjut.
Salah satu yang dilaporkan menurut pria yang akrab dipanggil Yani ini adalah usulan kenaikan tarif. Dari hasil diskusi sebelumnya, usulan kenaikan tarif ojol menjadi Rp 2.500 per kilo meter.
"Hasil pertemuan kemarin sama ojol baru kita sampaikan ke Pak Dirjen. Yang jelas ada negosiasi lah pasti, usulannya sih Rp 2.500 (per km)," kata Yani, ditemui di Bandara Soetta, Tangerang, Senin (27/1/2020).
Namun, menurut Yani angka tersebut masih sebatas usulan. Kemenhub masih akan terus membahas lebih lanjut soal tarif ojol dengan pihak aplikator, driver, maulun Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI).
"Negosiasi masih akan jalan nih. Kita akan ke aplikator, YLKI, dan asosiasi lagi," ungkap Yani.
Tarif minimal ojek online dipatok Permenhub No 12 tahun 2019 rata-rata Rp 2.000/km. Jumlah tersebut merupakan tarif batas bawah di Jabodetabek.
Yang jadi masalah, pembahasan evaluasi tarif ojol ini menjadi alot dan lambat. Apa masalahnya?
Salah satu masalahnya adalah suara driver ojol soal tarif terbagi menjadi dua. Ada driver yang mau naik tarif, di sisi lain muncul driver yang tidak ingin tarifnya naik.
"Pembahasannya tuh alot ini. Ada (driver) yang minta nggak naik (tarifnya) juga," kata Yani.
Dia meneruskan, bagi driver di daerah banyak yang tidak ingin tarifnya dinaikkan. Sementara itu driver di Jabodetabek meminta kenaikan tarif.
"Di daerah itu minta begitu (tidak naik). Sekarang yang minta naik (driver) Jabodetabek," kata Yani.
Dalam pertemuan antara Kemenhub dan driver ojol sebelumnya, Kasubdit Angkutan Perkotaan Direktorat Angkutan Jalan Ditjen Perhubungan Darat Bambang Wahyu Hapsoro mengatakan bahwa pertemuan ini sudah menghilangkan opsi penurunan tarif. Sisanya, tarif lebih mungkin naik atau pilihan lain akan tetap sama.
Dalam evaluasi tarif memang ada tiga opsi kemungkinan, tarif naik, tetap, atau turun, namun opsi turun dihapus. Artinya, tinggal opsi naik atau tetap.
"Kan dari Pak Dirjen ada tiga opsi soal tarif, kenaikan, tetap, dan penurunan. Nah diskusi kali ini usulan itu jadi cuma dua opsi, tetap atau kenaikan tarif. Penurunan kita keluarkan," kata pria yang akrab dipanggil Wahyu ini ditemui usai pertemuan yang dilakukan di Hotel Ibis Style Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (24/1/2020). - PT Kontak Perkasa
Menurut Direktur Angkutan Jalan Ditjen Perhubungan Darat Ahmad Yani mengatakan bahwa hasil pertemuan sudah disampaikan ke Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi untuk selanjutnya akan dibahas lebih lanjut.
Salah satu yang dilaporkan menurut pria yang akrab dipanggil Yani ini adalah usulan kenaikan tarif. Dari hasil diskusi sebelumnya, usulan kenaikan tarif ojol menjadi Rp 2.500 per kilo meter.
"Hasil pertemuan kemarin sama ojol baru kita sampaikan ke Pak Dirjen. Yang jelas ada negosiasi lah pasti, usulannya sih Rp 2.500 (per km)," kata Yani, ditemui di Bandara Soetta, Tangerang, Senin (27/1/2020).
Namun, menurut Yani angka tersebut masih sebatas usulan. Kemenhub masih akan terus membahas lebih lanjut soal tarif ojol dengan pihak aplikator, driver, maulun Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI).
"Negosiasi masih akan jalan nih. Kita akan ke aplikator, YLKI, dan asosiasi lagi," ungkap Yani.
Tarif minimal ojek online dipatok Permenhub No 12 tahun 2019 rata-rata Rp 2.000/km. Jumlah tersebut merupakan tarif batas bawah di Jabodetabek.
Yang jadi masalah, pembahasan evaluasi tarif ojol ini menjadi alot dan lambat. Apa masalahnya?
Salah satu masalahnya adalah suara driver ojol soal tarif terbagi menjadi dua. Ada driver yang mau naik tarif, di sisi lain muncul driver yang tidak ingin tarifnya naik.
"Pembahasannya tuh alot ini. Ada (driver) yang minta nggak naik (tarifnya) juga," kata Yani.
Dia meneruskan, bagi driver di daerah banyak yang tidak ingin tarifnya dinaikkan. Sementara itu driver di Jabodetabek meminta kenaikan tarif.
"Di daerah itu minta begitu (tidak naik). Sekarang yang minta naik (driver) Jabodetabek," kata Yani.
Dalam pertemuan antara Kemenhub dan driver ojol sebelumnya, Kasubdit Angkutan Perkotaan Direktorat Angkutan Jalan Ditjen Perhubungan Darat Bambang Wahyu Hapsoro mengatakan bahwa pertemuan ini sudah menghilangkan opsi penurunan tarif. Sisanya, tarif lebih mungkin naik atau pilihan lain akan tetap sama.
Dalam evaluasi tarif memang ada tiga opsi kemungkinan, tarif naik, tetap, atau turun, namun opsi turun dihapus. Artinya, tinggal opsi naik atau tetap.
"Kan dari Pak Dirjen ada tiga opsi soal tarif, kenaikan, tetap, dan penurunan. Nah diskusi kali ini usulan itu jadi cuma dua opsi, tetap atau kenaikan tarif. Penurunan kita keluarkan," kata pria yang akrab dipanggil Wahyu ini ditemui usai pertemuan yang dilakukan di Hotel Ibis Style Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (24/1/2020). - PT Kontak Perkasa
Sumber : detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar