Kontak Perkasa Futures - Salah satu produsen obat di Indonesia, PT Phapros Tbk (PEHA) hari ini mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI). Harga saham perdana ditawarkan Rp 1.198 per lembar saat pembukaan.
Harga penawaran tersebut naik menjadi Rp 1.200 namun tidak ada transaksi. Jumlah saham yang dicatatkan sebanyak 840 juta lembar.
Direktur Utama Phapros Barokah Sri Utami menjelaskan listing perdana Phapros ini memang dilakukan tanpa penerbitan emisi saham atau emisi obligasi.
"Kami sementara baru mencatatkan dulu, sehingga kami bisa menyempurnakan status listed," katanya di Gedung BEI, Jakarta.
Memang, Phapros selama ini adalah perusahaan terbuka namun tidak melantai di BEI. Menurutnya, dengan tercatatnya saham Phapros di lantai bursa ini diharapkan harga saham berikutnya bisa sesuai mekanisme pasar. Karena sebelumnya harga saham tidak memiliki standar dan patokan yang jelas.
"Memang kalau dilihat hari ini kesannya stagnan (pergerakan saham), tapi kami sudah memiliki 1.007 pemegang saham yang memang mereka mendapatkan warisan dari keluarganya sejak dulu. Kami harapkan dengan transformasi ini pemegang saham bisa terlibat secara aktif," imbuh dia.
Emmy menambahkan saat ini memang saham Phapros masih masuk dalam papan pengembangan. Diharapkan bisa masuk ke papan utama dalam waktu beberapa tahun ke depan.
Berdasarkan laporan keuangan audit per September 2018, pendapatan Phapros tercatat Rp 697 miliar atau meningkat 8,8% dibanding periode yang sama tahun lalu. Perolehan laba bersih Rp 96 miliar mengalami pertumbuhan 33,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Direktur Utama Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Didik Prasetyo menjelaskan aksi korporasi ini dilakukan untuk mengetahui nilai wajar saham perusahaan yang dapat dilihat setiap saat. "Ini juga jadi peluang agar Phapros dapat membuka akses kepada sumber pendanaan pasar modal yang lebih menguntungkan," imbuh dia. - Kontak Perkasa Futures
Harga penawaran tersebut naik menjadi Rp 1.200 namun tidak ada transaksi. Jumlah saham yang dicatatkan sebanyak 840 juta lembar.
Direktur Utama Phapros Barokah Sri Utami menjelaskan listing perdana Phapros ini memang dilakukan tanpa penerbitan emisi saham atau emisi obligasi.
"Kami sementara baru mencatatkan dulu, sehingga kami bisa menyempurnakan status listed," katanya di Gedung BEI, Jakarta.
Memang, Phapros selama ini adalah perusahaan terbuka namun tidak melantai di BEI. Menurutnya, dengan tercatatnya saham Phapros di lantai bursa ini diharapkan harga saham berikutnya bisa sesuai mekanisme pasar. Karena sebelumnya harga saham tidak memiliki standar dan patokan yang jelas.
"Memang kalau dilihat hari ini kesannya stagnan (pergerakan saham), tapi kami sudah memiliki 1.007 pemegang saham yang memang mereka mendapatkan warisan dari keluarganya sejak dulu. Kami harapkan dengan transformasi ini pemegang saham bisa terlibat secara aktif," imbuh dia.
Emmy menambahkan saat ini memang saham Phapros masih masuk dalam papan pengembangan. Diharapkan bisa masuk ke papan utama dalam waktu beberapa tahun ke depan.
Berdasarkan laporan keuangan audit per September 2018, pendapatan Phapros tercatat Rp 697 miliar atau meningkat 8,8% dibanding periode yang sama tahun lalu. Perolehan laba bersih Rp 96 miliar mengalami pertumbuhan 33,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Direktur Utama Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Didik Prasetyo menjelaskan aksi korporasi ini dilakukan untuk mengetahui nilai wajar saham perusahaan yang dapat dilihat setiap saat. "Ini juga jadi peluang agar Phapros dapat membuka akses kepada sumber pendanaan pasar modal yang lebih menguntungkan," imbuh dia. - Kontak Perkasa Futures
Sumber : detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar