PT Kontak Perkasa - Tim Investigasi Domisili PPDB Jabar menemukan adanya pendaftar mengakali administrasi kependudukan untuk bersekolah di SMAN 3 dan 5 Bandung. Delapan pendaftar itu menumpang kartu keluarga (KK) ke alamat bukan domisilinya, yang setelah ditelusuri itu merupakan SMPN 2 Bandung.
Ketua Tim Investigasi Domisili PPDB Jabar Heri Suherman mengaku bertugas menelusuri alamat-alamat yang betpotensi bermasalah. Salah satunya domisili yang menggunakan alamat sekolah.
"Ya kita lihat semua kalau ada alamat berpotensi tidak secara nyata tinggal di sana. Apakah menggunakan alamat sekolah bertempat tinggal di sana, walaupun secara administratif kan bisa saja sekolah dipakai alamat karena ada penjaga sekolah yang tinggal di sana," kata Heri saat dihubungi, Rabu (26/6/2019).
Dalam penelusuran tersebut, tim menemukan ada delapan KK yang tinggal di alamat SMPN 2 Bandung. Namun, sambung dia, yang dipermasalahkan tidak semua yang terdaftar dalam KK tersebut tinggal di SMPN 2 Bandung.
"Kita kan minta keterangan, kita datangi ada yang tinggal di sana (SMPN 2). Ada juga yang kk nya beralamat di sana, secara nyata gak tinggal di sana, numpang alamat," ungkap dia.
Meski begitu, hanya satu orang terdaftar di alamat SMPN 2 Bandung yang mengikuti PPDB tahun ini. Pendaftar tersebut mengikuti PPDB di SMAN 3 dan 5 yang jaraknya dekat dengan domisili KK.
"Hanya satu orang pendaftar di SMAN 3 dan 5, yang tinggal di smp 2. Tapi setelah kita cek, tidak tinggal di sana, hanya numpang KK," tutur dia.
Temuan lainnya yaitu salah satu rumah di Jalan Bali Nomor 15 A, Kota Bandung yang ditinggali 11 KK. Namun kebetulan tidak ada anggota keluarga yang mendaftar dalam PPDB tahun ini.
Ia menegaskan satu domisili tidak dilarang ditempati oleh banyak KK. Hanya saja yang menjadi persoalan, ketika dalam proses PPDB para pendaftar hanya memanfaatkan alamat tersebut untuk mendaftar.
"Dalam satu alamat bisa banyak KK. Bahkan ada yang 11 KK satu alamat, tapi semua tidak ada yang daftar. Jadi masalah itu kalau pendaftar di alamat itu, orangnya tidak tinggal di sana," jelas dia.
Dia mengatakan masih menunggu hasil evaluasi dari berbagai daerah di Jabar. Sehingga, pihaknya belum bisa menyampaikan hasil evaluasi secara keseluruhan pelaksanaan PPDB tahun ini.
"Jadi belum semuanya tuntas (investigasi). Kita masih menunggu," ujar Heri. - PT Kontak Perkasa
Ketua Tim Investigasi Domisili PPDB Jabar Heri Suherman mengaku bertugas menelusuri alamat-alamat yang betpotensi bermasalah. Salah satunya domisili yang menggunakan alamat sekolah.
"Ya kita lihat semua kalau ada alamat berpotensi tidak secara nyata tinggal di sana. Apakah menggunakan alamat sekolah bertempat tinggal di sana, walaupun secara administratif kan bisa saja sekolah dipakai alamat karena ada penjaga sekolah yang tinggal di sana," kata Heri saat dihubungi, Rabu (26/6/2019).
Dalam penelusuran tersebut, tim menemukan ada delapan KK yang tinggal di alamat SMPN 2 Bandung. Namun, sambung dia, yang dipermasalahkan tidak semua yang terdaftar dalam KK tersebut tinggal di SMPN 2 Bandung.
"Kita kan minta keterangan, kita datangi ada yang tinggal di sana (SMPN 2). Ada juga yang kk nya beralamat di sana, secara nyata gak tinggal di sana, numpang alamat," ungkap dia.
Meski begitu, hanya satu orang terdaftar di alamat SMPN 2 Bandung yang mengikuti PPDB tahun ini. Pendaftar tersebut mengikuti PPDB di SMAN 3 dan 5 yang jaraknya dekat dengan domisili KK.
"Hanya satu orang pendaftar di SMAN 3 dan 5, yang tinggal di smp 2. Tapi setelah kita cek, tidak tinggal di sana, hanya numpang KK," tutur dia.
Temuan lainnya yaitu salah satu rumah di Jalan Bali Nomor 15 A, Kota Bandung yang ditinggali 11 KK. Namun kebetulan tidak ada anggota keluarga yang mendaftar dalam PPDB tahun ini.
Ia menegaskan satu domisili tidak dilarang ditempati oleh banyak KK. Hanya saja yang menjadi persoalan, ketika dalam proses PPDB para pendaftar hanya memanfaatkan alamat tersebut untuk mendaftar.
"Dalam satu alamat bisa banyak KK. Bahkan ada yang 11 KK satu alamat, tapi semua tidak ada yang daftar. Jadi masalah itu kalau pendaftar di alamat itu, orangnya tidak tinggal di sana," jelas dia.
Dia mengatakan masih menunggu hasil evaluasi dari berbagai daerah di Jabar. Sehingga, pihaknya belum bisa menyampaikan hasil evaluasi secara keseluruhan pelaksanaan PPDB tahun ini.
"Jadi belum semuanya tuntas (investigasi). Kita masih menunggu," ujar Heri. - PT Kontak Perkasa
Sumber : detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar