PT Kontak Perkasa - Bobby, warga Cirebon, Jawa Barat, mengaku pasrah ketika ruas Tol Jakarta arah Cikampek dialihkan ke jalur arteri lantaran rekayasa lalu lintas one way arah Jakarta. Pada Minggu (9/6) pagi, Bobby bertolak dari Jakarta ke Cirebon usai libur lebaran bersama anaknya di Jakarta.
"Saya tahunya one way itu diberlakukan pukul 12.00 sampai 24.00. Makanya saya jalan pagi, pukul 07.00 WIB saya sudah masuk Tol Grogol. Perjalanan dari Grogol lancar sampai Bekasi. Di KM 35 Tol Cikarang, semua kendaraan dari Jakarta dibuang ke arteri karena akan ada one way," ujar Bobby, Senin (10/6/2019).
Bobby mengatakan, untuk keluar dari jalan tol ke jalan arteri saja butuh waktu satu jam karena panjangnya antrean kendaraan. Saat mengaspal di jalan arteri, dia kembali terhambat kemacetan.
"Saya mencari jalan pintas menggunakan maps, saya ikuti jalan-jalan kecil seperti yang diarahkan maps. Masuk persawahan, jalan kampung, sampai jalan yang seharusnya hanya dilewati motor. Akhirnya saya putar balik, itu pun harus numpang di pekarangan rumah warga karena jalannya sangat sempit," cerita Bobby.
Bobby mengaku menghabiskan waktu selama 5 jam untuk sampai di Karawang. Sesampainya di Karawang, kondisi lalu lintas yang padat masih harus dihadapinya untuk bisa mencapai Cikampek. Bobby mengeluhkan strategi lalu lintas yang dilakukan kepolisian karena menurutnya menyiksa pengendara yang terkena imbas one way.
"Di Cikampek itu kan stuck banget. Untuk sampai Cikampek, macet lagi, butuh tiga jam. Harusnya jangan langsung dibuang di satu pintu tol kendaraan-kendaraan yang dari Jakarta itu. Polisi harusnya tahu kalau mau ditutup untuk one way, pengendara yang dari Jakarta dibuang di beberapa pintu tol sebelum KM 35, jangan berbarengan dikeluarin di satu pintu tol. Ya jadinya numpuk. Kalau ada 1.000 mobil dibuang di pintu tol yang sama, ya pasti macetlah. Ini pengendara dari Jakarta disiksa untuk yang arus balik," ujarnya.
Bobby menjelaskan sebelum keluar tol, dia sempat melihat kondisi lalu lintas di jalur yang digunakan untuk one way dan katanya tak terlalu ramai kendaraan. "Harusnya dibuat contraflow saja. Sisakan satu lajur atau dua lajur untuk pengendara dari Jakarta," imbuh dia.
Satu lagi, Bobby mengeluhkan sedikitnya petugas dari kepolisian di pintu keluar tol dan tidak nampaknya polisi di jalan yang menjadi akses antara tol dan arteri. Padahal jika ada polisi, menurut Bobby, pengendara dapat bertanya agar tidak tersesat.
"Polisinya saya lihat sedikit di Tol Cikarang, cuma satu atau dua orang. Mungkin mereka juga kewalahan, sudah tahu di Cikarang sangat ruwet. (Di jalur arteri) saya lihat ada polsek, tapi polsek nya kosong. Kalau ada polisi setidaknya kita bisa tanya 'Pak ini jalan sawah, kita keluarnya ke mana ya?', kalau ada polisi kan kita lebih nyaman," tandas Bobby.
Bobby akhirnya sampai di rumahnya, Cirebon, Jawa Barat pukul 18.00 WIB. Jika ditotal, Bobby menghabiskan waktu 11 jam perjalanan sejak pukul 07.00 WIB saat berangkat dari Jakarta.
"Bayangkan 11 jam Jakarta le Cirebon. Sebelumnya tidak pernah seperti ini," tutup dia. - PT Kontak Perkasa
"Saya tahunya one way itu diberlakukan pukul 12.00 sampai 24.00. Makanya saya jalan pagi, pukul 07.00 WIB saya sudah masuk Tol Grogol. Perjalanan dari Grogol lancar sampai Bekasi. Di KM 35 Tol Cikarang, semua kendaraan dari Jakarta dibuang ke arteri karena akan ada one way," ujar Bobby, Senin (10/6/2019).
Bobby mengatakan, untuk keluar dari jalan tol ke jalan arteri saja butuh waktu satu jam karena panjangnya antrean kendaraan. Saat mengaspal di jalan arteri, dia kembali terhambat kemacetan.
"Saya mencari jalan pintas menggunakan maps, saya ikuti jalan-jalan kecil seperti yang diarahkan maps. Masuk persawahan, jalan kampung, sampai jalan yang seharusnya hanya dilewati motor. Akhirnya saya putar balik, itu pun harus numpang di pekarangan rumah warga karena jalannya sangat sempit," cerita Bobby.
Bobby mengaku menghabiskan waktu selama 5 jam untuk sampai di Karawang. Sesampainya di Karawang, kondisi lalu lintas yang padat masih harus dihadapinya untuk bisa mencapai Cikampek. Bobby mengeluhkan strategi lalu lintas yang dilakukan kepolisian karena menurutnya menyiksa pengendara yang terkena imbas one way.
"Di Cikampek itu kan stuck banget. Untuk sampai Cikampek, macet lagi, butuh tiga jam. Harusnya jangan langsung dibuang di satu pintu tol kendaraan-kendaraan yang dari Jakarta itu. Polisi harusnya tahu kalau mau ditutup untuk one way, pengendara yang dari Jakarta dibuang di beberapa pintu tol sebelum KM 35, jangan berbarengan dikeluarin di satu pintu tol. Ya jadinya numpuk. Kalau ada 1.000 mobil dibuang di pintu tol yang sama, ya pasti macetlah. Ini pengendara dari Jakarta disiksa untuk yang arus balik," ujarnya.
Bobby menjelaskan sebelum keluar tol, dia sempat melihat kondisi lalu lintas di jalur yang digunakan untuk one way dan katanya tak terlalu ramai kendaraan. "Harusnya dibuat contraflow saja. Sisakan satu lajur atau dua lajur untuk pengendara dari Jakarta," imbuh dia.
Satu lagi, Bobby mengeluhkan sedikitnya petugas dari kepolisian di pintu keluar tol dan tidak nampaknya polisi di jalan yang menjadi akses antara tol dan arteri. Padahal jika ada polisi, menurut Bobby, pengendara dapat bertanya agar tidak tersesat.
"Polisinya saya lihat sedikit di Tol Cikarang, cuma satu atau dua orang. Mungkin mereka juga kewalahan, sudah tahu di Cikarang sangat ruwet. (Di jalur arteri) saya lihat ada polsek, tapi polsek nya kosong. Kalau ada polisi setidaknya kita bisa tanya 'Pak ini jalan sawah, kita keluarnya ke mana ya?', kalau ada polisi kan kita lebih nyaman," tandas Bobby.
Bobby akhirnya sampai di rumahnya, Cirebon, Jawa Barat pukul 18.00 WIB. Jika ditotal, Bobby menghabiskan waktu 11 jam perjalanan sejak pukul 07.00 WIB saat berangkat dari Jakarta.
"Bayangkan 11 jam Jakarta le Cirebon. Sebelumnya tidak pernah seperti ini," tutup dia. - PT Kontak Perkasa
Sumber : detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar